Lihat ke Halaman Asli

Positivisme Auguste Comte

Diperbarui: 9 Januari 2024   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Auguste Comte lahir pada tanggal 17 Januari 1798 di Montpellier, Perancis. Nama aslinya adalah Isidore Marie Auguste Comte, dan dia berasal dari keluarga bangsawan Katolik. Ia belajar di Politeknik Ecole di Paris. Selama karir intelektualnya, Comte menulis banyak karya, termasuk "Sistem Politik Positif", "Buruh Ilmiah untuk Reorganisasi Masyarakat" (1882), "Filsafat Positif" (1830-1840), "Filsafat Positif" Sintesis Subjektif" (1820-1903). Ia juga dikenal sebagai bapak sosiologi.Salah satu gagasan Comte yang terkenal adalah uraian tentang sejarah perkembangan sosial atau sejarah peradaban manusia. Teori Comte membagi tahapan perkembangan peradaban.

Positivisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan alam adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktivitas metafisik. Positivisme tidak mengakui spekulasi dan segala sesuatunya harus berdasarkan data empiris. Positivisme dianggap sebagai kunci kehidupan manusia dan dianggap sebagai satu-satunya formasi sosial yang benar-benar dapat dipercaya keandalan dan keakuratannya dalam kehidupan dan keberadaan masyarakat. Positivisme itu nyata, bukan khayalan. Dia menolak metafisika dan teologi. Oleh karena itu, dalam pandangannya, ilmu pengetahuan harus benar, bermanfaat, dan bertujuan untuk kemajuan. Tujuan utama yang ingin dicapai oleh positivisme adalah membebaskan ilmu pengetahuan dari kekangan filsafat (metafisika). Tugas filsafat adalah memberikan penjelasan logis terhadap gagasan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa filsafat bukanlah ilmu pengetahuan.

Positivisme mengatakan bahwa pada zaman dahulu, diskusi tidak ada gunanya karena pihak lain tidak membahas hal-hal yang berarti. Menanyakan, "Apa tujuan Tuhan menciptakan alam?" hanyalah sebuah pertanyaan atau bunyi yang kosong dan tidak berarti. Positivisme ingin membatasi penyelidikan filosofis dan menghindari diskusi yang steril. Positivisme percaya bahwa melalui pendekatan berbasis sensasi, hal-hal yang mengganggu jiwa manusia selama berabad-abad kini dapat diselesaikan. Positivisme pada masa ini merupakan gabungan antara empirisme dan logika formal baru. Empirisme membatasi segala pengetahuan pada dasar sensasi (perasaan). Di luar yang dapat dirasakan, terdapat susunan kata yang jika dikaji lebih lanjut ternyata hanya sekedar tautologi, yaitu dua kata yang mempunyai makna yang sama, atau suatu istilah kebahasaan (conventation of language).

Filsafat Sosiologi Comte

Auguste Comte percaya bahwa masyarakat adalah suatu keseluruhan organik yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Comte mengusulkan tiga metode penelitian empiris yang juga digunakan dalam bidang fisika dan biologi, yaitu observasi eksperimental dan observasi komparatif. Comte percaya bahwa sosiologi mengikuti tiga prinsip, yaitu objektivitas pengalaman, hukum deduksi, dan independensi nilai alat. Inilah kontribusi terbesar Comte, yang menjadikannya bapak sosiologi modern. Asumsi positivis ini mempunyai tiga konsekuensi, yaitu pertama, bahwa prosedur metodologis ilmu-ilmu alam dapat langsung diterapkan pada ilmu-ilmu sosial. Hasil dari kedua jenis penelitian tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk "hukum" seperti halnya ilmu-ilmu alam. Sosiologi Comte terdiri dari sosiologi statis dan sosiologi dinamis. Perbedaannya adalah sosiologi statis mempelajari berfungsinya tingkat-tingkat peradaban, sedangkan sosiologi dinamis mempelajari perubahan-perubahan pada tingkat-tingkat tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline