(Dokumentasi Pribadi)
Selama masa pandemi COVID-19 masih terjadi, menjaga kesehatan merupakan hal yang wajib dan harus kita jaga terutama dalam menjaga dan meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh. Imunitas tubuh berfungsi sebagai perlindungan atau pertahanan tubuh dalam mencegahnya masuknya virus maupun zat asing yang akan masuk dan menginfeksi tubuh kita. Salah satu cara untuk menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh yaitu: olahraga teratur, makan makanan yang bergizi, menjaga kebersihan, istirahat teratur, dan sebagainya.
Pegagan termasuk salah satu tumbuhan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Menurut BPOM (2010), Pegagan (Centela asiatica) merupakan salah satu tumbuhan liar yang hidup di tanah yang lembab dan subur seperti sawah, tepi jalan, dan padang rumput. Tumbuhan ini memiliki kandungan kimia seperti: asam asiatat, asam madekasat, asam terminolat, dan sebagainya. Sudah sejak lama, pegagan digunakan sebagai obat tradisional oleh sebagian masyarakat. Tumbuhan ini dapat digunakan untuk mengatasi epilepsi, tukak lambung, obat luka dan bengkak, insomnia, peningkat kecerdasan otak, dan sebagainya (BPOM RI, 2010). Tetapi sebagian besar masyarakat di Indonesia kurang memanfaatkan tumbuhan ini.
Gambar. Pegagan (www.parapuan.co.id)
Salah satu Mahasiswi KKN Back to Village 3 Universitas Jember, Bella Amalia Nur Kharisma dari Fakultas Farmasi, Kelompok KKN 37 ingin memanfaatkan tumbuhan pegagan dengan cara dan inovasi yang khas yaitu Brownis Daun Pegagan kepada masyarakat Balegondo, Magetan. Berdasarkan pengamatan Bella selama berada di Desa Balegondo dari kecil, sebagian besar masyarakat Balegondo tidak mengetahui manfaat dan bentuk morfologi dari tumbuhan pegagan. Oleh karena itu, dia ingin memberikan informasi manfaat dari pegagan kepada masyarakat melalui pembuatan brownis daun pegagan. Ide pembuatan Brownis Daun Pegagan tersebut muncul saat melihat saudaranya yang membuat brownis coklat. Selain itu, alasan dia ingin membuat brownis daun pegegan, karena kebanyakan masyarakat Balegondo terutama lansia dan anak-anak jarang sekali mengonsumsi tumbuhan herbal terutama pegagan. Oleh karena itu, dia ingin membuat Brownis Daun Pegagan dengan takaran yang cukup agar tidak mengurangi khasiat pegagan bagi kesehatan tubuh serta agar dapat disukai oleh lansia dan anak-anak Balegondo yang tidak suka mengonsumsi tanaman herbal apabila dibuat dalam bentuk jamu, minuman (wedhang) dan sayur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H