Belakangan ini dunia perkomunikasian Indonesia disemarakkan oleh kehadiran Bahasa Alay.Alay adalah sejenis bahasa prokem yang mulanya tercipta dari pesan singkat lewat SMS (Short Massage Service) yang kata-katanya disingkat disebabkan oleh keterbatasan waktu dan karakter yang ada di Ponsel.
Kata-kata yang digunakan dalam bahsa Alay cenderung sulit dipahami dan sangat jauh dari kaidah penulisan singkatan Bahasa Indonesia yang benar.Penggantian beberapa huruf dengan angka misalnya huruf "A" diganti dengan angka "4" huruf "E" dengan angka "3" dan beberapa huruf lainnya sangat membingungkan sehingga penggunaannya tidak komunikatif. Contoh : M4N6h klo W 4lay U mo 4p4 ? Maksudnya, Emang kalau guwe Alay you mau apa?
Penggunaaan bahasa Alay ternyata bukan hanya digandrungi oleh kalangan anak muda akan tetapi dalam pengamatan penulis bahasa yang konon sebagai ciri khas "anak gaul " ini banyak terlontar dari kalangan publik figur. Di beberapa media tayang seperti televisi misalnya, kerap terdengar kata-kata khas Alay seperti, labay,garing,dogem dan sebagainya.
Penggunaaan bahasa Alay yang semakin marak dan kian tidak terbendung belakangan ini secara tidak langsung akan merusak tatanan dan eksistensi bahasa Indonesia yang kita banggakan sebagai bahasa resmi dan alat pemersatu bangsa. Menjadi kewajiban dan tugas kita bersama untuk menjaga agar bahasa Indonesia menjadi kebanggaaan bangsa sebagaimana pesan yang terkumandang dalam Sumpah Pemuda tangal 28 Oktober 1928 yang silam.Dalam kaitan itu maka peranan kaum intelektual,pejabat pemerintah,guru ,orang tua,penggiat bahasa dan unsur-unsur masyarakat lainnya sangat kita harapkan agar mampu memberi contoh dalam menggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Contoh ini dapat dimulai dari lingkup yang kecil seperti di rumah,di sekolah, dalam pergaulan di masyarakat lingkungan dan seterusnya pada lingkup dan lingkungan yang lebih luas. Melalui langkah ini kita berharap Bahasa Indonesia yang kita banggakan dan kita cintai akan mampu menjadi alat komunikasi yang komunikatif dan berkembang sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H