ma,
terima kasih karena lebih memilih mengandungku meski sakit menderamu
karena dengan begitu, aku dapat merasakan keajaiban dan kebesaran Allah atas kelahiranku
sepuluh bulan sepuluh hari ma,
aku hidup di perut mama
ikut kemanapun mama pergi
merasakan detak jantung mama
berbagi darah dengan mama
mama,
terima kasih karena telah berjuang melahirkanku
setiap sakit yang kau rasakan karena jarum suntikan atau irisan pisau bedah
rasa sadar dan tak sadar karena obat bius,
berbatas seutas rambut saja dengan kematian
hanya agar aku bisa hadir di dunia
karena mama tau, bahwa menit demi menit, dari jam ke jam, waktu yang berlalu
perjuanganmu untuk mencarikanku jalan ke luar dunia,
menunggu kelahiranku adalah seperti menunggu antrian memasuki pintu surga
dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
dan ketika aku hadir
meskipun sakit dan derita masih kau rasa,
ku harap sirna melihat tubuh mungil merahku, mendengar jerit tangisku
ma,
terima kasih karena selalu bangun di tengah malam hanya sekedar untuk menyusuiku
kurasakan kini setiap tetes air susumu telah menjadikanku manusia sempurna
hangatnya pelukmu melindungiku
suara lembutmu menenangkanku
ma,
kini aku telah beranjak dewasa
maafkan aku jika aku lebih memilih berkelana daripada duduk dan memijat kaki mama
padahal belum sekalipun kutunjukkan baktiku
tetapi ma,
hidup selalu menyajikan pilihan-pilihan
engkau jugalah yang mengajariku berbijaksana
maafkan aku ma
maafkan aku ma
percayalah saat ini aku sedang merajut benang kehidupan,
agar bisa kuberikan selimut kebanggaan atasku padamu
percayalah ma,
sakit dan dukamu adalah sebagian deritaku