Lihat ke Halaman Asli

Menengok Kembali Peristiwa yang Bertentangan dengan Sila Kedua Pancasila

Diperbarui: 29 November 2018   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di Indonesia telah terjadi begitu banyak peristiwa yang mengerikan. Anda pasti telah mengetahui berbagai peristiwa tersebut. Mulai dari peristiwa Pemberontakan PKI, isu SARA, krisis moneter hingga peristiwa yang baru saja terjadi, yaitu terorisme. Ini merupakan momok bagi masyarakat Indonesia, karena mengancam Hak Asasi Manusia. 

Tetapi, masih saja ada orang-orang / kelompok-kelompok yang terlibat dengan peristiwa tersebut. Hal ini tentu sangat merugikan diri sendiri, orang lain, dan negara kita tercinta ini. Hal ini juga menunjukkan sikap masyarakat Indonesia yang acuh tak acuh, egois dan tidak peduli terhadap sekitar. Sikap-sikap tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kedua.

Pancasila sila kedua yang berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab" telah menegaskan bahwa semua orang itu memiliki hak dan martabat yang sama antara satu sama lain. Ini merupakan pesan yang ingin disampaikan kepada kita, bahwa kita haruslah saling menghormati, tidak membeda-bedakan suku; golongan; dan ras, dan selalu bersatu agar dapat memberikan kemerdekaan bagi bangsa maupun sesama.

Pada tahun 1998, terjadi sebuah peristiwa yang sangat menggemparkan, menakutkan, dan memakan banyak korban. Peristiwa ini terjadi, salah satunya karena karena saat itu Indonesia sedang mengalami krisis moneter pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. 

Krisis moneter terjadi karena pada masa Orde Baru, masyarakat Indonesia banyak yang melakukan korupsi, banyak hutang-hutang yang terus bertambah setiap tahunnya, pejabat pemerintahan banyak melakukan kecurangan, serta perekonomian Indonesia yang tidak stabil. 

Faktor lainnya adalah karena Soeharto merupakan orang 'keras' dan tegas -- karena memiliki latar belakang militer -- maka ia memimpin dengan cara yang diktaktor. Faktor lainnya bisa saja karena masyarakat Indonesia kurang bisa menghargai perbedaan yang ada, selalu 'mempamerkan' kelompoknya kepada publik.

Salah satu perstiwa pada saat itu adalah peristiwa Mei Kelabu. Peristiwa ini terjadi karena pada masa itu banyak orang-orang Tionghoa yang menetap dan menjadi WNI. Mungkin mereka menganggap bahwa orang-orang Tionghoa bukan lah orang asli Indonesia, jadi tidak sepantasnya mereka berada di sini dan juga mereka ingin membuat negara Indonesia menjadi negara Islam. 

Peristiwa memakan banyak sekali korban jiwa, diantaranya adalah kaum hawa dan anak-anak. Banyak dari mereka yang dibunuh, disiksa, diperkosa, dan diperlakukan dengan tidak adil oleh oknum-oknum PKI. Akibat peristiwa ini, banyak orang yang mengalami trauma, depresi dan takut untuk keluar rumah karena merasa tidak aman.

Peristiwa ini merupakan peristiwa yang paling mengerikan, karena mereka dengan sengaja dan tak punya rasa belas kasih, telah merenggut nyawa orang yang tidak bersalah dan menjatuhkan martabat orang lain. 

Mereka menjadi seperti ini karena adanya pemicu yang muncul, yaitu krisis moneter. Menurutku pada masa pemerintahan Soeharto, ia terlalu tergiur dengan harta, sehingga menyebabkan ia korupsi secara berlebihan dan tidak bisa membayar semua hutang-hutngnya. Tentunya itu membuat masyarakat geram dan kecewa. Tetapi seharusnya mereka bisa menyelesaikan masalah ini dengan jalan damai, bukan dengan kekuatan senjata karena itu dapat merugikan orang lain.

Peristiwa selanjutnya adalah peristiwa G30S/PKI. Peristiwa ini terjadi karena waktu itu, para mahasiswa maupun mahasiswi banyak yang melakukan aksi demonstrasi, yang isinya adalah meminta agar Soeharto turun dari kursi nomor 1 RI terebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline