Degup lelaki itu meredup,hembus nafas pun melemah dan hati bermonolog tentang sepi,tentang Tuhan,tentang perjalanan.
Riuh luar pun takkan sanggup menganggu sang empunya raga ,terus dan terus mengalun monolog lirih ,bait demi bait mengalir pelan dalam malam yang makin gelap "Aku tak ingin meratap,dukaku telah kuletakkan tadi setelah senja menutup hari,kutitipkan pada awan jingga senja,dan aku berharap aku lupa..Karena sungguh aku takkan mengambil lagi,biarlah dukaku dirawat senja"
BELIEVE
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI