Lukisan Romo Keli yang menggambarkan Yesus memayungi seorang anak kecil yang terlantar dan kehujanan menyentuh inti dari misi kemanusiaan yang diemban oleh panti asuhan Alma. Karya seni ini merangkum esensi dari kepedulian terhadap mereka yang lemah dan terpinggirkan, sebuah prinsip yang menjadi landasan misi panti asuhan Alma-Bakhti Luhur.
Dalam lukisan ini, sosok Yesus yang penuh kasih dan perlindungan menjadi simbol dari panggilan untuk melayani kaum yang membutuhkan. Anak kecil yang terlantar dan basah kuyup oleh hujan merepresentasikan kerentanan dan ketidakberdayaan yang sering dialami oleh kaum disabilitas. Tindakan Yesus yang memayungi anak tersebut mencerminkan komitmen untuk memberikan perlindungan, perhatian, dan kasih sayang kepada mereka yang sering kali terlupakan oleh masyarakat.
Dalam permenungan saya, Filosofi yang terkandung dalam lukisan ini menekankan pentingnya empati dan tindakan nyata dalam menolong sesama. Ini sejalan dengan misi panti asuhan Alma yang tidak hanya menyediakan tempat tinggal, tetapi juga berupaya untuk memberdayakan dan mengintegrasikan kaum disabilitas ke dalam masyarakat.
Romo Keli, melalui karyanya, mengajak kita untuk melihat beyond permukaan dan mengenali kemanusiaan yang ada pada setiap orang. Ini paralel dengan upaya panti asuhan Alma dalam mengedukasi masyarakat tentang isu-isu disabilitas dan mendorong penerimaan yang lebih luas.
Payung dalam lukisan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai simbol dari dukungan dan perlindungan yang diberikan oleh panti asuhan Alma. Seperti halnya payung melindungi dari hujan, panti asuhan ini berusaha melindungi penghuninya dari berbagai tantangan hidup, sambil mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia luar.
Aspek spiritual dari lukisan ini juga relevan dengan pendekatan holistik yang diterapkan oleh panti asuhan Alma. Mereka tidak hanya fokus pada kebutuhan fisik dan material, tetapi juga memperhatikan aspek spiritual dan emosional dari para penghuninya, menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan pribadi secara menyeluruh.
Lukisan Romo Keli menggambarkan momen intim antara yang kuat dan yang lemah, mengingatkan kita akan tanggung jawab bersama untuk saling menjaga. Panti asuhan Alma mengejawantahkan filosofi ini dengan menciptakan komunitas yang saling mendukung, di mana staf, relawan, dan penghuni saling menguatkan.
Keindahan lukisan tersebut juga mengingatkan kita bahwa dalam kepedulian dan kasih sayang, terdapat keindahan yang mendalam. Panti asuhan Alma berusaha untuk melihat dan mengembangkan keindahan dalam diri setiap individu yang mereka layani, terlepas dari keterbatasan fisik atau mental yang mungkin mereka miliki.
Hujan dalam lukisan dapat diinterpretasikan sebagai simbol dari kesulitan dan tantangan hidup. Namun, dengan adanya perlindungan dan dukungan, seperti yang digambarkan oleh sosok Yesus dengan payungnya, tantangan tersebut dapat dihadapi. Panti asuhan Alma berperan sebagai "payung" bagi para penghuninya, membantu mereka menghadapi dan mengatasi berbagai rintangan dalam hidup.
Lukisan ini juga menyampaikan pesan tentang kesetaraan dan inklusivitas. Yesus yang digambarkan rela berlutut untuk memayungi anak tersebut menunjukkan bahwa kita semua setara di mata Tuhan. Panti asuhan Alma menerapkan prinsip ini dengan memperlakukan setiap penghuni dengan hormat dan martabat yang sama, tanpa memandang tingkat atau jenis disabilitas mereka.