Pada umumnya masa remaja adalah salah satu periode dari perkembangan manusia atau perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi psikologis, biologis, sosial dan seksual.
Dengan tidak stabilnya psikologis pada remaja ini dapat meningkatkan tertariknya remaja terhadap seksualitas sehingga sangat penting untuk memberikan pemahaman sedini mungkin mengenai kesehatan reproduksi seksual remaja.
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat jasmani dan rohani yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.
Sedangkan kesehatan reproduksi remaja ialah suatu keadaan sehat yang berkaitan dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi yang dimiliki remaja itu sendiri yang tidak hanya terlepas dari tidak adanya penyakit atau kecacatan semata tetapi juga sehat secara mental serta sosial.
Pelayanan untuk kesehatan reproduksi pada remaja yang dapat dianjurkan yaitu :
- Konseling mengenai informasi pelayanan Keluarga Berencana.
- Konseling mengenai pelayanan kehamilan dan persalinan.
- Konseling mengenai pelayanan kesehatan reproduksi remaja.
- Konseling pengobatan Infeksi Saluran Reproduksi dan Penyakit Menular.
- Konseling mengenai pencegahan kemandulan.
- konseling informasi serta edukasi mengenai kesehatan reproduksi.
Pelayanan kesehatan reproduksi ditingkat pelayanan dasar ini diharapkan dapat menurunkan risiko keguguran, kehamilan yang tidak dikehendaki, persalinan yang terjadi pada usia muda, menurunkan angka Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), Penyakit Menular Seksual (PMS) serta HIV pada remaja.
Kurangnya pemahaman dan pengetahuan remaja mengenai seksualitas serta kesehatan organ reproduksi ini disebabkan oleh faktor budaya dan lingkungan terutama orangtua yang menganggap seksual sebagai hal tabu untuk dibicarakan sehingga mendorong remaja untuk melakukan seks bebas yang beresiko tanpa mereka mengetahui akibat yang akan dialami.
Bentuk perilaku seksual sendiri terdiri dari :
- Perasaan tertarik : perasaan suka, perasaan cinta, perasaan sayang.
- Berkencan : aktivitas remaja berpacaran seperti berkunjung kerumah, saling mengunjungi dan berduaan
- Bercumbu : aktivitas seksual dilakukan remaja seperti berpegangan, berciuman dan meraba seluruh badan.
- Bersenggama : kesediaan remaja untuk melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis.
Maka diperlukan pendidikan kesehatan reproduksi remaja yakni dengan memberikan pengarahan dan pemahaman yang sehat mengenai seks dari segi kesehatan fisik, psikis, mental dan spiritual. Kemudian pendidikan kesehatan reproduksi remaja bisa dilakukan oleh orangtua dan guru terutama peran ibu untuk memberikan pemahaman sejak dini kepada anak.
Proses reproduksi merupakan proses untuk melanjutkan keturunan yang menjadi tanggung jawab bersama baik itu laki-laki maupun perempuan.
Tidak pahamnya remaja terhadap kesehatan reproduksi ini menyebabkan rasa kurang bertanggung jawab dengan hak seksualitas, oleh sebab itu remaja perlu mengetahui sedini mungkin mengenai kesehatan reproduksi agar memiliki wawasan yang benar serta berbagai faktor yang berkaitan agar remaja memiliki tingkah laku dan sikap yang bertanggung jawab tentang proses reproduksi terutama mengenai Kesehatan Reproduksi pada Remaja.