Lihat ke Halaman Asli

Anton Bele

PENULIS

Pertahankan Diri

Diperbarui: 6 Maret 2024   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pertahankan diri. Siapa yang bertahan akan hidup. Hidup ini bertahan dari saat ke saat. Nafsu pertahankan diri itu yang membuat kita hidup dan terus hidup. Nalar kita terus bekerja untuk bertahan hidup dalam situasi apa pun. Malam berlalu dan nalar kita mulai beraksi untuk menyambut siang. Sepanjang siang bertahan sampai malam tiba dan begitu terus dan itulah hidup, bertahan, pertahankan diri. Naluri kita mendorong kita untuk pertahankan diri bersama sesama yang juga tiap-tiapnya pertahankan diri. Kita makan sama-sama di meja makan adalah aktivitas pertahankan diri masing-masing pribadi untuk bertahan hidup dengan kenyangkan diri seperlunya. Pertahankan diri yang tidak boleh terjadi itu kalau pertahankan diri sambil robohkan orang lain yang sementara bertahan pertahankan diri. Dia juga ada hak untuk pertahankan diri. Kalau baik, mengapa dia digerogoti? Nurani kita berbisik pada diri kita untuk tetap pertahankan diri dalam situai apa pun sejauh diri bertahan dalam kebaikan, kejujuran dan keadilan. Inilah kerjasama antara 4N dalam diri kita, NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Pertahankan diri. Memangnya ada serangan? Tidak. Pertahankan diri dalam arti luas itu bergerak, menyatakan diri ada dan berada serta mengada untuk pertahankan nafas kehidupan yang ada dalam diri setiap diri kita. Dalam bus yang pengap seorang bergerak mengap-mengap mencari udara segar, itu dorongan pertahankan diri agar tidak mati lemas. Bayi dalam gendongan mamanya meronta menangis histeris, tanda dia pertahankan diri karena ternyata tangannya yang tergantung disengat semut merah. Kelompok suku terasing merontak memanah dan menyumpit pendatang baru yang mengganggu, tanda pertahankan diri dalam situasi belantara yang penuh nyamuk dan pelanduk yang sama-sama ada dan sama-sama pertahankan diri. Hidup ini pertahankan diri dalam tenang dan damai.

Pertahankan diri. Tiap diri kita pertahankan diri dan tiap kita diberi TUHAN, PENCIPTA kita kemampuan pertahankan diri yaitu empat unsur itu: NAFSU + NALAR + NALURI +  NURANI. Makan dan minum adalah kegiatan rutin pertahankan diri yang didorong oleh Nafsu. Makan apa, minum apa adalan pertanyaan yang dijawab oleh daya Nalar dalam diri kita untuk tahu dan alami apa yang tepat untuk dimakan dan diminum. Bedakan antara madu dan racun adalah kemampuan Nalar. Naluri kita mendorong untuk memandang keliling untuk rangkul sesama agar sama-sama pertahankan diri dan bukan saling merobohkan. Jalan seiring duduk sejajar. Itulah gerak yang diarahkan oleh naluri setiap kita dalam hidup dari hari ke hari. Nurani kita hembuskan dalam diri kita hawa segar untuk segarkan diri dan sesama sekitar untuk sama-sama segar agar semua mekar rengkuh Rahmat yang tercurah dari DIA tanpa hitung waktu dan tempat. Itulah hidup, pertahankan diri agar utuh datang dari DIA dan kembali pun dalam keadaan utuh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline