Nalar. Kemampuan yang menjadi unsur kedua dalam diri manusia, adalah Nalar. TUHAN beri kita Nalar guna mengkaji dan mempertimbangkan segala sesuatu dari sisi benar, baik dan bagus untuk kehidupan manusia.
Nalar ini mengendalikan Nafsu, menuntun Naluri dan menenangkan Nurani. Kerjasama empat unsur dalam diri manusia ini menghasilkan hidup diri kita manusia ini seimbang, serasi, aman dan tenteram. (4N, Kwadran Bele, 2011).
Manusia dengan manusia bertemu dalam kendali Nalar. Kelompok 'G20' yang sudah terkelompok dan bertemu, memakai Nalar dalam merancang acara pertemuan agar dengan Nalar berbicara teratur dan terarah ke tujuan yang baik, benar dan bagus. Bertemu lalu bertengkar, tanda Nalar kurang dipakai secara tepat.
Dengan Nalar para delegasi 'G20' yang bertemu membagi pengetahuan dan pengalaman untuk membangun dunia ini secara tepat penuh manfaat.
Nalar kalau disalah-gunakan akan terjadi tipu-menipu di antara kita manusia. Yang benar dipersalahkan, yang salah dibenarkan. Itulah penyalah-gunaan Nalar.
Nalar yang benar tidak kikir untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Terbuka untuk dikritik dan dikoreksi.
Dalam pertemuan 'G20' harap itu yang terjadi, membentangkan seluas-luasnya kebenaran untuk dimanfaatkan dan mengoreksi kesalahan dengan santun agar persaudaraan tidak tercoreng. Katakan yang benar itu benar, salah itu salah. Itulah perilaku pelaku pembangunan yang memakai Nalar secara benar.
Nalar itu berasal dari TUHAN, sumber kebenaran. Dengan Nalar kita manusia ini menata alam secara benar. Pembodohan secara sengaja lewat Nalar, merusak alam mencelakan manusia.
Hasil Nalar yang nyata, salah satunya penemuan dan penggunaan tenaga nuklir.
Kalau hasil yang satu ini disalah-gunakan, terjadilah malapetaka yang dahsyat yang sama tidak kita harapkan. Kehati-hatian penggunaan produk Nalar sangat dituntut untuk tujuan luhur demi keamanan umat manusia.
TUHAN mengamanatkan kepada kita manusia untuk memelihara dan menata dunia demi kehidupan kita, bukan merusak dan membunuh diri sendiri.