Lihat ke Halaman Asli

Anton Bele

PENULIS

Makna

Diperbarui: 15 Maret 2022   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Makna. Arti. Isi. Maksud. Hasil. Guna. Niat. Tujuan. Semua kata ini tergabung dalam satu rumpun pemahaman tentang apa saja yang kita alami dalam hidup ini, namanya Makna. Hidup ini tidak tanpa makna. Selalu ada makna. Pikiran ada makna. Pikir apa, untuk apa. Ini meyangkut makna. Kata-kata pun padat makna. Igauan dalam mimpi saja ada makna. Setiap tindakan ada makna. Setiap tugas ada makna. Semua itu ada makna. Dari semua itu tidak ada yang tidak bermakna. 

Nafsu kita ada untuk menikmati makna yang terkandung dalam setiap keinginan kita. Makna tidur itu segar. Nafsu tidur membuat kita menikmati maknanya, kesegaran sesudah tidur. Nalar kita ada untuk memetik makna dari hasil mengetahui dan mengalami segala sesuatu yang terjangkau oleh daya Nalar kita. Sinar matahari itu ada maknanya, gunanya untuk kehidupan. Kita tahu, kita alami dan nikmati makna sinar matahari. Naluri kita mendorong kita untuk bersahabat dengan sesama. Persahabatan itu ada maknanya. Kepuasan. Nurani kita membuat kita tercenung merenung dan meresapi makna dari rentetan aksi Nafsu, Nalar, Naluri. Keempatnya bertemu terpadu menikmati makna dari setiap langkah hidup kita dari saat ke saat. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Makna itu berasal dari Sumber satu-satunya, PENCIPTA, Yang mencipta segala sesuatu dengan maknanya masing-masing. Semut saja pun ada, hidup dan ada maknanya.  Semua yang ada diadakan oleh MAHA ADA dengan maknanya masing-masing.

Saya, anda, dia, kita, sering tidak menyadari makna dari segala yang ada di sekitar kita sehingga sering terasa hidup seolah-olah tanpa makna. Hidup itu kaya makna. Hidup itu sarat makna. Makna hidup itu adalah Rahmat, hadiah, pemberian secara cuma-cuma oleh Sang PENGASIH kita, TUHAN. 

Makna dari itu hidup ini saya sarikan dalam empat kata: Senang+ Gembira + Puas + Bahagia. Senang, hasil Nafsu. Gembira hasil Nalar. Puas hasil Naluri. Bahagia hasil Nurani. Empat makna ini tidak terpisah. Serentak kita nikmati saat yang sama. Selama kita hidup dalam keterbatasan waktu dan ruang, empat makna itu cepat berlalu silih berganti. Sampai saat kita dilepas, terlepas dari kungkungan waktu dan ruang, empat makna itu terpadu jadi milik kita untuk selama-lamanya. Kekal. 

Itulah RENCANA Sang PENCIPTA yang harus kita percaya tanpa banyak tanya. Itu ranah Iman yang tinggal kita nikmati maknanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline