Lihat ke Halaman Asli

Anton Bele

PENULIS

Hidup dari Sudut Filsafat (36)

Diperbarui: 1 April 2021   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup itu mau. Ada kemauan untuk hidup karena ada hidup. Saya, anda, dia, kita mau hidup karena diberi hidup oleh DIA, sumber hidup. Mau hidup itu dipenuhi oleh empat unsur dalam diri kita: Nafsu + Nalar + Naluri  + Nurani. 

Nafsu mendorong kita untuk mau itu dan mau ini. Kita mau apa saja karena kita mempunyai nafsu untuk merangkul alam ini dengan segala isinya. Nalar memberi kita peluang untuk mengetahui dan mengalami segala kemungkinan untuk memenuhi apa yang kita mau itu. Kita mau makan. Nalar memberi petunjuk tentang apa yang bisa dimakan dan bagaimana caranya makan jenis makanan tertentu sehingga hidup kita tidak dirugikan. 

Naluri kita menuntun kita untuk hidup bersama orang lain supaya apa yang kita mau itu bisa tercapai berkat bantuan sesama. Sebab yang kita mau belum tentu terpenuhi oleh usaha kita sendiri. Perlu ada kerjasama dengan orang lain. Nurani kita berikan pertimbangan untuk mencari dan mendapatkan apa yang kita mau itu secara baik dan benar tanpa merugikan diri kita dan diri orang lain. (4N, Kwadran Bele, 2011). 

Hidup itu mau terus hidup dan semakin hidup. Kita manusia hidup dan mau hidup terus dengan segala upaya agar hidup yang kita hidupi ini terus berlanjut. Kebiasaan rayakan hari ulang tahun kelahiran itu sebenarnya perwujudan dorongan dalam diri kita untuk mau hidup terus. Sudah lewati usia sekian dan mau tambah usia lagi. Mau dan mau. 

Mau itu ada batasnya, ada aturannya. Mau hidup kaya, boleh. Tidak boleh curi. Kendali nafsu. Mau hidup pintar, boleh. Cari ilmu dan pengalaman. Tidak boleh bodoh. Kembangkan nalar.  Mau ada kawan dan pada waktunya kawin, boleh. Tidak boleh susahkan sesama. Jaga naluri. Mau hidup tenang, boleh dan harus. Dengar bisikan nurani.

Hidup itu mau, boleh dan harus karena DIA Yang beri kita hidup tetap berkehendak untuk kita hidup baik, benar dan bagus. Tidak pernah DIA beri kita hidup dan biarkan kita mau cemarkan hidup itu dan buat hidup itu berantakan. Kita diberi kebebasan untuk mau ini mau itu supaya hidup semakin berkembang dan kita hidup menuju HIDUP yang utuh tak terhalang lagi oleh sempitnya ruang dan pendeknya waktu. Yang kita mau dalam hidup ini sebenarnya yang DIA, TUHAN mau, yaitu bahagia tanpa batas, bahagia abadi. Jadi kita jangan mau yang di luar dari yang DIA mau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline