Lihat ke Halaman Asli

Anton Bele

PENULIS

Hidup dari Sudut Filsafat (30)

Diperbarui: 21 Maret 2021   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup itu tarik. Ah, tarik apa, tarik siapa.  Lalu siapa tarik siapa? Apa tarik apa? Tarik dari mana ke mana? Tarik untuk apa? 

Ini pertanyaan-pertanyaan mendasar yang butuh jawaban. Hidup itu ada daya tarik. Tarik menarik. Suku Buna' di pedalaman Pulau Timor mempunyai tradisi 'matri-lokal' dan 'matri-lineal'. Seorang suami harus datang dan tinggal di suku rumah isteri. Matrilokal. Semua anak-anak masuk suku Ibu, garis turunan Ibu. Matrilineal. Ini filsafat perkawinan suku Buna'. Mereka katakan,'Anak ayam tetap dekat induknya'.  'Kumbang yang datang. Mana bunga cari kumbang. Tidak pernah bunga berjalan'.  Adat ini berdasar atas daya tarik wanita lebih kuat. Wanita tarik laki-laki. 

Nafsu kawin dalam diri laki-laki, normal. Pemudi tarik  pemuda. Nalar harus dipakai. Pemudi ada upaya untuk menarik. Pemuda ada upaya untuk mendekati pemudi karena ditarik. Naluri pemuda mendorong untuk mendekati pemudi dengan berbagai alasan. Kaum keluarga pemudi penuh awas mengamati tingkah laku anak perempuannya sambil tetap melindungi, tapi juga tidak menutup kesempatan. Keluarga ibarat perangkap, anak wanita umpannya. Pemuda oleh naluri terbang tidak jauh tanpa menghiraukan entah itu perangkap atau umpan. Nurani pemudi dan pemuda penuh harap dan doa, mohon leluhur beri restu dan TUHAN beri berkat. Inilah contoh proses hidup dalam diri manusia yang ada daya tarik menarik. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Hidup itu tarik apa saja dan siapa saja sehingga menarik. Hidup tarik siapa saja, apa saja untuk yang baik, benar dan bagus. Hidup dalam dirinya tarik siapa saja dan apa saja di sekitar dirinya untuk hidup semakin hidup. Itulah manusia. Tanaman hidup karena hidup yang dorong dia dari dalam dan tarik dia dari luar. Hewan seperti ayam, hidup karena hidup itu meretas kulit telur yang keras dan menetas. 

Manusia hidup karena hidup dalam dirinya ada nafsu yang menarik dan ditarik dunia sekitar. Hidup itu hidup karena ada nalar yang tarik pengetahuan dan pengalaman dari luar pada diri manusia lalu manusia tertarik lagi pada khazanah pengetahuan dan pengalaman baru. Hidup itu hidup karena naluri sesama manusia itu tarik menarik ibarat lingkaran tari dengan lagu mengalun yang bergerak tanpa henti. Hidup itu hidup karena nurani tarik indahnya alam surga dan tampung damai ilahi. 

Inilah perpaduan nafsu + nalar + naluri + nurani yang menyatu sebagai kelengkapan hidup yang tarik segala yang hidup sekaligus ditarik untuk hidup dan terus hidup ke arah hidup tanpa akhir dalam DIA, TUHAN, sumber HIDUP. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline