Lihat ke Halaman Asli

Bela Nadina

Business & International Relations

Ketidaknetralan ASN: Tantangan dan Implikasi Bagi Pemerintahan di Indonesia

Diperbarui: 11 Juni 2024   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) memegang peran krusial dalam menjaga stabilitas pemerintahan dan kualitas pelayanan publik di Indonesia. Netralitas ASN menjadi salah satu pilar utama untuk menjamin integritas dan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan. 

Namun, tantangan besar masih dihadapi dalam menjaga netralitas ASN, terutama dalam konteks politik dan kepentingan pribadi. Ketidaknetralan ASN dapat mengganggu proses demokrasi dan menurunkan kepercayaan publik terhadap lembaga pemerintahan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya reformasi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk memastikan ASN tetap netral dan fokus pada pelayanan publik.

Penyebab Ketidaknetralan ASN

1. Pengaruh Politik dan Kepentingan Pribadi

ASN seringkali terjebak dalam permainan politik dan kepentingan pribadi. Intervensi dari pihak-pihak berkepentingan, baik di tingkat lokal maupun nasional, dapat mempengaruhi keputusan ASN dalam menjalankan tugasnya. Ketidaknetralan ini sering terjadi pada masa-masa pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah, di mana ASN didorong untuk mendukung kandidat tertentu.

2. Budaya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)

Budaya KKN masih menjadi penyakit kronis dalam birokrasi Indonesia. Banyak ASN yang terlibat dalam praktik-praktik ini demi keuntungan pribadi atau kelompok. KKN tidak hanya merusak netralitas ASN, tetapi juga menurunkan kualitas pelayanan publik dan menambah beban negara.

3. Struktur Organisasi dan Hierarki

Struktur organisasi yang hierarkis seringkali memberi kekuasaan besar pada pejabat pembina kepegawaian. Pejabat ini bisa saja menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk mempengaruhi promosi dan penempatan jabatan ASN berdasarkan kepentingan pribadi atau politik, bukan berdasarkan meritokrasi.

4. Kurangnya Pengawasan dan Sanksi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline