Lihat ke Halaman Asli

Seragam Ayah

Diperbarui: 12 November 2024   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku temukan seragammu, ayah
berdebu dalam lemari tua
Kainnya sudah lapuk
warnanya pudar
tapi lengan bajunya tetap panjang  
seperti tanganmu yang selalu merangkul

Kukenakan sebentar
hanya untuk merasakan  
berat beban yang kau pikul
meski hanya sejenak  
kupahami artimu

Seragam itu berbau peluh
keringat yang tak pernah kau keluhkan
Di sela-sela lipatannya
tersembunyi kenangan
waktu kau pulang larut
sorot matamu lelah
tapi senyummu selalu utuh

Aku berdiri di depan cermin
terlihat bayanganmu dalam diriku
Kupikir, betapa jauh jalan yang kau tempuh
tanpa tanda pahlawan di pundak
tanpa medali di dada
hanya sepi yang setia  
menemani malam-malam panjangmu

Dan aku tahu
seragammu bukan hanya sekadar kain
ia adalah mimpi-mimpi yang kau tunda
cita-cita yang kau pasrahkan
agar aku bisa melangkah lebih ringan

Ayah, kini kumengerti
di balik kesederhanaanmu
ada laut yang luas
dan aku hanyalah perahu kecil  
yang berlayar di atas cintamu
berharap suatu hari bisa menjadi  
seperti dirimu
walau seragamku nanti  
takkan pernah seberat seragammu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline