Lihat ke Halaman Asli

Bubur Merah Putih: Simbol Kehidupan dan Kekayaan Budaya Indonesia

Diperbarui: 15 Oktober 2024   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia dikenal sebagai negara dengan beragam budaya yang penuh warna, salah satunya tercermin dalam kuliner tradisional. Di antara aneka makanan khas, bubur merah putih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Tidak sekadar makanan, bubur merah putih adalah simbol kehidupan, bentuk rasa syukur, dan representasi nilai-nilai budaya yang melekat kuat di kalangan masyarakat Nusantara. Artikel ini akan mengupas sejarah, filosofi, hingga peran bubur merah putih dalam berbagai tradisi adat yang masih lestari hingga kini.

Sejarah Bubur Merah Putih

Bubur merah putih merupakan sajian kuliner tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu dan diwariskan secara turun-temurun. Bubur ini dikenal dengan warna khasnya, yaitu merah dan putih, yang memiliki filosofi mendalam bagi masyarakat Jawa, Sunda, dan berbagai etnis lainnya di Indonesia. Bubur merah putih biasanya dibuat pada saat-saat penting, seperti perayaan kelahiran, upacara selamatan, dan peristiwa sakral lain yang melibatkan unsur kehidupan. 

Sejarah bubur merah putih tidak dapat dilepaskan dari budaya agraris masyarakat Indonesia. Beras, sebagai bahan utama dalam membuat bubur ini, merupakan komoditas penting yang menjadi sumber kehidupan dan simbol kekuatan bagi masyarakat Indonesia. Karena itulah, bubur merah putih sering dihadirkan dalam upacara adat sebagai ungkapan syukur atas keberkahan hasil bumi. 

Filosofi di Balik Warna Merah Putih

Warna merah putih pada bubur ini bukan hanya sekadar warna. Merah dan putih dalam tradisi Jawa, misalnya, mencerminkan elemen-elemen kehidupan yang saling melengkapi. Warna merah melambangkan keberanian, pengorbanan, serta unsur darah dalam tubuh manusia, sedangkan warna putih melambangkan kesucian, ketulusan, dan air susu yang merupakan sumber kehidupan bagi bayi. Perpaduan merah putih ini menggambarkan dualisme dalam kehidupan yang harus dijaga keseimbangannya.

Tidak hanya di kalangan masyarakat Jawa, di banyak daerah lain di Indonesia, seperti Bali, Minangkabau, dan Sulawesi, warna merah putih memiliki makna filosofis yang serupa, yaitu menggambarkan harmoni antara unsur keberanian dan kesucian dalam kehidupan. Dalam kepercayaan masyarakat adat, warna-warna ini mengingatkan manusia untuk hidup dengan penuh keberanian dan hati yang tulus dalam menghadapi segala cobaan hidup.

Bubur Merah Putih sebagai Bentuk Syukur

Salah satu momen di mana bubur merah putih sangat umum disajikan adalah saat kelahiran anak. Masyarakat Jawa, khususnya, memiliki tradisi untuk membuat bubur merah putih sebagai tanda syukur atas kelahiran anggota keluarga baru. Dalam prosesi adat yang disebut "selapanan" atau peringatan 35 hari setelah kelahiran, bubur merah putih menjadi simbol harapan agar sang anak tumbuh dengan penuh keberanian (merah) dan kebersihan hati (putih).

Tidak hanya pada momen kelahiran, bubur merah putih juga kerap dihidangkan saat acara-acara penting lainnya, seperti pernikahan, pindah rumah, atau bahkan upacara pemakaman. Di sini, bubur merah putih menjadi lambang doa dan harapan akan keberkahan serta keselamatan bagi orang yang menjalani momen penting dalam hidupnya. 

Resep dan Cara Membuat Bubur Merah Putih

Meskipun terlihat sederhana, bubur merah putih memiliki keunikan dalam cara pembuatannya yang membutuhkan ketelatenan. Berikut adalah cara membuat bubur merah putih:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline