Miss Selamat hari anak perempuan sedunia ya utk Kakak Nona Alexa dan Dede Olivia yaaaa
Begitulah bunyi pesan dari seorang rekan sekaligus mentor saya.
Ternyata hari ini adalah Hari Anak Perempuan Sedunia. Saya jadi tersentil untuk membuat tulisan ini.
-- --
Setiap tahunnya, Hari Anak Perempuan Sedunia yang diperingati pada 11 Oktober menjadi momentum untuk menyoroti tantangan yang dihadapi anak perempuan di seluruh dunia, termasuk isu tentang standar kecantikan dan tekanan media sosial. Dengan berkembangnya media sosial, anak perempuan semakin mudah terpapar standar kecantikan yang tak realistis. Dalam situasi ini, body positivity atau penerimaan terhadap bentuk tubuh sendiri menjadi konsep penting yang perlu diperkenalkan sejak dini. Dukungan keluarga, terutama orang tua, memainkan peran besar dalam membantu anak perempuan mencintai diri mereka sendiri.
Mengapa Body Positivity Penting bagi Anak Perempuan?
Menurut penelitian dari Common Sense Media, sekitar 80% anak perempuan berusia 10 tahun sudah merasa khawatir dengan bentuk tubuh mereka. Hal ini menunjukkan bahwa masalah citra tubuh bukanlah isu kecil; bahkan di usia muda, banyak anak perempuan sudah merasakan tekanan untuk "sesuai" dengan standar yang ditampilkan di media sosial dan media massa.
Body positivity bertujuan agar setiap individu menerima dan menghargai tubuh mereka apa adanya. Ini bukan hanya tentang tampilan fisik, tapi juga tentang menerima tubuh sebagai bagian penting dari identitas diri. Dengan memperkenalkan konsep ini pada anak perempuan, mereka diharapkan bisa tumbuh dengan keyakinan diri yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh standar kecantikan yang tak realistis.
Dampak Media Sosial pada Citra Tubuh Anak Perempuan
Tidak bisa dipungkiri, media sosial menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak saat ini. Namun, media sosial juga sering kali menyajikan gambaran tubuh ideal yang jauh dari kenyataan, dan ini berdampak pada cara pandang anak perempuan terhadap tubuh mereka.
Data dari American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa paparan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan risiko rendah diri dan kecemasan terkait citra tubuh. Selain itu, riset dari Pew Research Center menyatakan bahwa 59% remaja perempuan merasa tekanan untuk terlihat sempurna di media sosial.