Setiap pagi wajahku bergincu tawa
pipiku dilukis merah
senyumku ditarik paksa
Di ujung lampu merah aku bukan badut sirkus
hanya bayang-bayang yang menunggu koin jatuh dari langit
Anak-anak tertawa
orang dewasa terdiam
Mereka tak tahu lelahku
hanya melihat topengku
Di balik hidung merah ini
aku simpan rindu
rindu pada wajah asliku yang hilang di trotoar kota
Malam tiba catku luntur bersama mimpi
seragamku lusuh
tawa itu menguap
Aku pulang bukan dengan uang
tapi dengan kenangan kosong yang menunggu pagi lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H