Perubahan dalam struktur keluarga, seperti kehadiran adik baru, sering kali membawa dampak yang besar bagi anak tunggal. Sebagai anak yang sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, transisi menjadi seorang kakak bukanlah hal yang mudah.
Orangtua memiliki peran penting dalam membantu anak menjalani perubahan ini dengan tenang, percaya diri, dan tanpa menimbulkan kecemburuan atau ketidaknyamanan.
Menurut sebuah studi oleh American Psychological Association, sekitar 80% anak-anak mengalami rasa cemburu atau penurunan perhatian saat adik baru lahir, terutama di tahun-tahun awal kehidupan.
Karena itu, penting bagi orangtua untuk melakukan persiapan emosional dan komunikasi yang baik agar anak tunggal siap menyambut kehadiran adik dengan perasaan positif. Berikut beberapa tips praktis yang dapat diterapkan untuk memfasilitasi transisi ini.
1. Memulai Percakapan Sejak Dini
Sebagai langkah awal, komunikasikan kehadiran adik sejak dini. Ini bukan hanya untuk memberi waktu pada anak untuk beradaptasi, tetapi juga untuk mengurangi kebingungan yang mungkin mereka rasakan.
Saat usia kehamilan sudah stabil dan kehadiran adik sudah dapat dipastikan, mulai berbicaralah dengan anak mengenai perubahan yang akan terjadi. Gunakan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan usia mereka.
Contoh:
- Anak kecil (2-4 tahun): "Nanti, kamu akan punya adik kecil. Adik itu akan tinggal bersama kita, dan kamu bisa membantu mama merawatnya!"
- Anak lebih besar (5-7 tahun): "Mama dan papa punya berita seru, sebentar lagi kamu akan jadi kakak. Kamu bisa belajar banyak hal untuk mengajari adik, seperti bermain dan berbagi."