Kita duduk di meja yang sama
kau bercerita tentang hal-hal ringan
sementara aku
menimbang beratnya perasaan
yang kutitipkan pada senyum, pada sapa
agar tak terlalu terlihat
agar tak terlalu terdengar
Aku menyimpanmu seperti puisi yang tak selesai
tak ingin terbaca penuh
tak ingin terbuka jelas
Kita baik-baik saja, katamu
lalu tawa meledak
menenggelamkan yang tak terucap
karena aku takut
persahabatan ini bisa retak
Setiap malam kutuliskan namamu di langit kamar
lalu kuhapus sebelum subuh datang
Tidak ada yang tahu
bahkan kamu
Perasaan ini kusembunyikan seperti doa
cukup aku yang rasakan
biarkan kita tetap bersahabat
meski di hatiku
kau lebih dari itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H