Lihat ke Halaman Asli

Tanpa Notifikasi

Diperbarui: 9 Agustus 2024   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pin.it/2EBhQ7QmS


"Kenapa bisa rusak, sih?!" Arga mengomel di depan kasir toko servis ponsel di sebuah mal di Jakarta. Wajahnya penuh frustrasi. Layar ponsel yang retak berkilauan di bawah lampu neon, seolah-olah memantulkan keretakan dalam hatinya.

"Bisa diperbaiki, tapi butuh waktu seminggu," jawab kasir dengan nada tenang.

"Seminggu?! Gila!" Arga hampir berteriak. Tanpa ponselnya, dunia serasa runtuh. Tak ada notifikasi yang berdering, tak ada pesan masuk, tak ada media sosial yang bisa digulir tanpa henti. Dia merasa seperti terputus dari dunia yang memberinya arti.

Tapi waktu terus berjalan. Tanpa pilihan lain, Arga meninggalkan mal dengan perasaan hampa, seolah hidupnya diredupkan. Selama ini, ponselnya adalah jendela kecil yang menayangkan dunia luar, dunia yang dia anggap nyata meski hanya tampak dalam bentuk digital.

**Beberapa hari sebelumnya...**

Arga duduk di kamar, cahaya layar ponselnya menjadi satu-satunya penerangan. Jari-jarinya bergerak cepat di atas layar, berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya. Di dunia maya, ia adalah seseorang yang populer. Setiap unggahannya dibanjiri like dan komentar, memberinya validasi yang sangat ia butuhkan. 

Namun, di balik semua itu, ada perasaan kosong yang tak terdefinisikan. Kehidupan nyata di sekelilingnya perlahan memudar, tenggelam di bawah aliran konstan informasi digital. Sekolah, keluarga, teman-teman, semua terasa kurang penting dibandingkan dengan ponselnya.

Suatu hari, ketika ia menyeberang jalan dengan matanya tetap terpaku pada layar, sebuah klakson mobil nyaring terdengar. Arga terlonjak, tapi terlambat. Sebuah mobil nyaris menabraknya. Pengemudinya marah, mengutuk kebodohan Arga yang tak sadar dengan sekitarnya. 

Arga hanya mengangkat bahu dan tertawa, menganggap kejadian itu sebagai ketidakberuntungan sesaat. Namun, temannya, Sita, yang menyaksikan kejadian itu, tidak tertawa. "Ar, lo harus lebih hati-hati. Dunia nyata nggak bisa lo swipe-swipe kayak di ponsel lo," katanya dengan nada serius.

Kata-kata Sita bergaung di kepala Arga selama beberapa saat, tapi segera tenggelam oleh notifikasi yang masuk. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline