Menulis seharusnya adalah sebuah proses yang penuh gairah dan kegembiraan. Mengapa? Karena menulis merupakan bentuk ekspresi yang mendalam, pemikiran yang terstruktur, dan jendela untuk berbagi cerita dan pengalaman kita dengan dunia.
Namun, kegiatan tersebut seringkali menghadapi tantangan yang tak terduga, terutama ketika kita mendadak merasa "mandek" dalam tulisan kita karena merasa tidak memiliki cukup waktu dan ide.
Kehidupan yang (sok) sibuk ini, seringkali menjadi penyebab utama dari ketidakmampuan tersebut. Alasan "tidak ada waktu dan tidak ada ide" sering menjadi senjata utama dalam perang melawan kertas kosong. Tuntutan pekerjaan, keluarga, dan aktivitas lain seringkali menutupi kesempatan untuk mengejar passion kita khususnya dalam dunia tulis-menulis.
Mendadak Mandek
Itulah yang terjadi pada saya. Perjalanan menulis saya tak selalu mulus. Mendadak mandek di saat mengikuti sebuah tantangan menulis selama 60 hari di kompasiana.
Saya terakhir menulis di kompasiana dua bulan lalu tepatnya di bulan Juli dan terjebak dalam lingkaran sulit untuk menulis karena selain tidak ada waktu, ide juga tiba-tiba menghilang. Mengurus anak yang masih balita, tuntutan pekerjaan di sekolah, beban pikiran di rumah, dll. menjadi sebuah alibi yang kuat untuk tidak menulis.
Kadang banyak ide berseliweran yang bisa dijadikan sebuah tulisan tapi, kembali lagi 'aduh.. ga ada waktu'. Kadang juga saat ada waktu, ide malah tak kunjung datang. Tantangan tersebut terasa mematahkan semangat tapi, saya percaya mereka juga adalah bagian alami dari proses kreatif.
Selama beberapa bulan tidak menulis sebenarnya saya bukan sama sekali tidak menulis. Saya masih mencoba tuangkan ide-ide dalam bentuk coretan kecil di kertas atau di gawai.
Saya catat ide-ide itu agar nantinya ide tersebut dapat menjadi sebuah tulisan yang layak untuk dibagikan, dibaca, dan mungkin bisa menginsprasi orang lain. Di masa kemandekan tersebut saya merenung dan merefleksikan pengalaman itu hingga akhirnya menemukan cara untuk mengatasi kekosongan ide dan keterbatasan waktu yang dialami.
Hal yang saya dapatkan ini juga mungkin bisa dilakukan oleh siapa pun yang punya hobi menulis, sehingga kita dapat terus menjalani perjalanan menulis dengan semangat dan inspirasi yang tak pernah padam.