Lihat ke Halaman Asli

5 Alasan Gen Z Berpaling dari Smartphone

Diperbarui: 24 Mei 2023   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pointofview.net/viewpoints/smartphone-or-light-phone/attachment/smartphone-vs-dumb-phone/

Generasi Z, yang juga dikenal sebagai "Digital Natives," telah tumbuh dan hidup di tengah kemajuan teknologi yang pesat. Mereka adalah generasi yang lahir dan besar di era di mana smartphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bagi mereka, smartphone bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga menjadi pusat hiburan, sumber informasi, dan pintu akses ke dunia maya yang tak terbatas. Generasi Z memiliki kecenderungan yang kuat untuk terhubung secara online melalui aplikasi media sosial, pesan instan, dan konten digital. Smartphone adalah jendela utama mereka untuk menjelajahi dunia, berinteraksi dengan teman sebaya, dan mendapatkan informasi dengan cepat. Dalam hal ini, generasi Z telah membentuk hubungan yang sangat lekat dengan smartphone, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan gaya hidup mereka.

Namun, menariknya, generasi Z, kelompok usia yang tumbuh dewasa di tengah kemajuan digital tersebut, mulai mempertimbangkan untuk meninggalkan atau mengurangi penggunaan smartphone mereka. Seperti dilansir dari cnbcindonesia.com kebanyakan Gen Z di Amerika Serikat (AS) ternyata tidak tertarik dengan kecanggihan smartphone. Mereka lebih memilih HP jadul atau ponsel bodoh (dumb phone) dengan spesifikasi minim. Influencer dumb phone, Jose Briones menjelaskan jika para anak muda itu mulai bosan dengan smartphone.

Fenomena ini terjadi karena banyak faktor tapi, salah satu alasan utamanya adalah kesadaran akan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan smartphone. Ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan para generasi Z berpaling dari smartphone:

Keseimbangan Hidup

Generasi Z semakin menyadari pentingnya keseimbangan dalam kehidupan mereka. Mereka menyadari bahwa ketergantungan pada smartphone dapat mengganggu keseimbangan antara waktu online dan offline. Mereka ingin mengalokasikan waktu yang lebih banyak untuk aktivitas di dunia nyata, seperti berinteraksi sosial langsung, menjalani kegiatan fisik, membaca buku, atau mengeksplorasi minat dan bakat lainnya. Sesuai pengalaman pribadi, saya pun terkadang mengurangi penggunaan smartphone sebagai langkah untuk menciptakan keseimbangan hidup sehari-hari yang lebih baik.

Kesehatan Mental dan Kesejahteraan

Generasi Z menyadari risiko kecanduan media sosial, perbandingan sosial, dan tekanan untuk terus terhubung secara online. Mereka menilai bahwa menghabiskan terlalu banyak waktu di dunia maya dapat menyebabkan stres, kecemasan, perasaan tidak berdaya, dan ketidakpuasan diri. Hal itu sering terjadi bila terlalu fokus pada kehidupan di sosial media yang bergantung pada jumlah like, comment, dan follower. Oleh karena itu, sangat tepat bila membatasi waktu menatap layar handphone untuk menjaga mental lebih sehat.

Produktivitas dan Konsentrasi

Generasi Z adalah generasi yang ambisius dan memiliki tujuan yang tinggi. Terjebak dalam media sosial, notifikasi, dan konten yang mengalir tanpa henti dapat mengganggu fokus pada tugas-tugas penting, pekerjaan, atau studi. Kesadaran untuk mengurangi gangguan smartphone dipilih agar mereka dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas pekerjaan atau belajar.

Hubungan Sosial yang Bermakna

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline