Mendengar Vs Mendengarkan
Seorang Ibu yang sangat mengkhawatirkan kondisi perkembangan anaknya, mengutarakannya kepada Suaminya.
Ibu: Pa', saya mulai khawatir dengan perkembangan anak kita, akhir-akhir ini dia slalu murung dikamarnya.
Suami: Ooo (jawab seadanya, sambil menonton bola club kesayangannya di layar TV)
Istri: Kalau dia begini terus, bisa-bisa dia tidak konsentrasi belajar
Suami: siapa Bu? (tanya suami, yang wajahnya tetap menghadap ke TV)
Istri: jadi, dari tadi Papa tidak MENDENGARKAN Ibu? Papa ini bagaimana sih, anak kita Pa' (dengan intonasi yang sangat tinggi & muka yang merah)
MENDENGAR dengan MENDENGARKAN adalah dua hal yang berbeda, kondisi suami diatas tentu MENDENGAR apa yang disampaikan istrinya, akan tetapi, Ia tidak MENDENGARKAN-nya.
MENDENGAR adalah proses kerja fisik telinga yang menerima gelombang suara, sedangkan MENDENGARKAN adalah tahapan selanjutnya dari proses mendengar, yaitu proses untuk memaknai, memahami, dan mengolah pesan yang didengarkan dari pembicara.
Mendengarkan adalah salah satu cara berkomunikasi yang paling efektif untuk mempengaruhi org lain. Orang yang senang mendengarakn adalah teman terbaik bagi orang lain untuk berbagi perasaan & rahasia, sehingga apapun yang diinginkan setelah mendengarkan, kemungkinan besar akan dipenuhi oleh orang yang telah didengarkannya, termasuk mengikuti saran yang diberikan kepada-nya.
Ada dua hambatan besar yang membuat kita SULIT MENDENGARKAN. Pertama, Pementingan Diri Sendiri. Orang yang mementingkan diri sendiri, cenderung memandang enteng orang lain, merasa diri lebih dibandingkan orang lain, oleh karena itu lebih berhasrat didengarkan daripada mendengarkan, lebih mendominasi pembicaraan, melakukan interupsi, dan mengubah topik pembicaraan secara sepihak. Saat orang lain berbicara kita tidak menyimak (mendengarkan), malah berpikir tentang apa yang akan kita sanggahkan untuk menimpali apa yang dikatakan orang lain.