Pada hakikatnya inovasi pendidikan adalah pembaharuan untuk memecahkan masalah yang ada di dalam lingkup pendidikan yang mencangkup tingkat lembaga pendidikan dan sistem pendidikan. Inovasi yang ada pada dunia pendidikan dapat berupa produk atau sistem. Tujuan inovasi ini merupakan tanggapan baru terhadap masalah pendidikan yang sedang dihadapi. Semua usaha pembaharuan pendidikan ditujukan untuk memfasilitasi kepentingan siswa sebagai subjek belajar demi perkembangannya atau yang sering disebut sebagai student centered approach. Dalam kasus kurikulum 2022, masih terdapat pendapat masyarakat yang kontra terhadap penerapan kurikulum 2022 tersebut, yaitu dengan mempertanyakan penggunaan kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 2013 "kenapa tidak dilanjutkan yang sudah ada saja, karena yang sudah ada saja sudah bikin pusing pelatihan ini pelatihan itu akhirnya yang jadi korban peserta didik." menurut Rasati, salah satu guru dari daerah terpencil. Apabila kurikulum 2022 tersebut dianggap menambah kebingungan bagi masyarakat, maka apakah hal tersebut sesuai dengan hakikat dan karakteristik inovasi pendidikan?
Dalam melaksanakan suatu inovasi pendidikan, harus diperhatikan apakah inovasi yang dilakukan itu telah sesuai dengan karakteristik inovasi secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melakukan suatu gerakan inovasi dalam pendidikan harus benar-benar diperhatikan dan diteliti. Dalam melakukan suatu inovasi, pihak yang melakukannya harus mempertimbangkan banyak hal khususnya yang akan memudahkan dan memaksimalkan pendidikan kedepannya. Dilihat dari efektivitasnya, penting sekali suatu inovasi dapat diterima oleh masyarakat luas. Dalam hal ini, kurikulum 2022 masih harus berusaha agar hadirnya dapat diterima dan diterapkan dengan baik di masyarakat. Suatu inovasi juga harus bisa terus berkembang dan menjaga nilai-nilai yang terkandung di dalam inovasi yang dilakukan tersebut.
Dengan adanya inovasi dalam pendidikan tentu bertujuan untuk memperbaiki dan membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik. Inovasi yang dilakukan, yaitu dengan mengubah 2013 menjadi kurikulum 2022 dianggap sudah sesuai dengan karakter dari inovasi pendidikan itu sendiri. Everett M. Rogers mengemukakan lima karakteristik inovasi pendidikan, yaitu keuntungan relatif (tingkatan yang sejauh mana inovasi dianggap lebih baik daripada ide sebelumnya) , kompatibel (tingkatan inovasi yang sesuai dengan nilai, pengalaman dan kebutuhan penerima), kompleksitas (tingkatan inovasi yang dimana inovasi dirasa sulit dipahami), triabilitas (tingkatan inovasi yang dimana inovasi tersebut diuji cobakan), dan penampakan penggunaan inovasi (observability) oleh pengguna dan oleh calon pengguna lain akan mempengaruhi keputusan calon pengguna.
Jika menilik berdasarkan karakteristik inovasi pendidikan tersebut, kurikulum 2022 dirasa sudah sesuai. Hal ini bisa dilihat dari hasil dari kurikulum 2022 yang akan dirasakan siswa di masa depan, karena kurikulum 2022 ini melakukan pembelajaran berdasarkan project based learning dan teach at the right level yang mengedepankan pembelajaran akan kebutuhan dan minat dari siswa itu sendiri, selain itu siswa pun sudah dipersiapkan sedari dini untuk menghadapi dunia kerjanya nanti melalui project based learning.
Selain itu, kurikulum 2022 ini sudah pernah diuji coba di 2.500 sekolah penggerak dan menunjukkan hasil yang positif dan bahkan jika dilihat hasil evaluasi dari hasil uji coba kurikulum darurat yang dilakukan oleh BSKAP dan Kemendikbud Ristek, yaitu lebih maju empat sampai lima bulan belajar daripada Kurikulum 2013. Kurikulum 2022 ini mudah diterima banyak kalangan karena keberadaannya memudahkan dan konsepnya mudah dimengerti pembelajar untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga keberadaanya dan penyebarannya mudah diterima sesuai dengan karakteristik inovasi pendidikan yang bersifat complexity. Kebingungan masyarakat mengenai inovasi kurikulum ini bukan berasal dari apa yang terdapat pada isi kurikulum 2022 melainkan dari kurangnya sosialisasi pada masyarakat terpencil mengenai cara kerja kurikulum 2022 yang merupakan sebuah inovasi baru untuk menyempurnakan pendidikan di Indonesia mengikuti perkembangan zaman.
Hadirnya suatu inovasi pada dunia pendidikan yang tertuang dengan dikeluarkannya kurikulum 2022 atau yang biasa disebut sebagai kurikulum prototipe dinilai sebagai suatu perubahan atau inovasi yang baik dan tepat, dikarenakan telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada abad 21 ini yang terlihat dari karakteristik kurikulum 2022. Meskipun dinilai baik, inovasi pendidikan dalam hal ini yakni kurikulum 2022 menuai banyak komentar dari berbagai pihak, termasuk guru. Kendati demikian melalui hasil uji coba yang telah dilakukan pada beberapa sekolah penggerak memperlihatkan hasil yang baik. Maka dari itu perlu diadakannya usaha agar penerapan kurikulum 2022 ini bisa lebih efektif seperti sosialisasi tentang isi utama dan tujuan dari kurikulum ini, dan juga dapat mengadakan workshop atau pelatihan khususnya bagi para guru yang akan menerapkan kurikulum di sekolah nantinya, dan yang terakhir pentingnya menyiapkan peserta didik dengan baik agar bisa beradaptasi dengan masa transisi pergantian kurikulum lama ke kurikulum prototipe 2022 ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H