Lihat ke Halaman Asli

Tantangan Kebijakan Pendidikan Global di Abad 21

Diperbarui: 21 Februari 2022   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam mengembangkan sistem pendidikan, P21 (Partnership for 21st) mengembangkan susunan pembelajaran di abad 21 yang mengajak para peserta didik untuk dapat memiliki keterampilan dan pengetahuan di bidang teknologi dan komunikasi juga berinovasi dalam rangka mengupayakan kehidupan yang sejahtera di masa kini dan masa yang akan datang.

Kurikulum 2022 dirasa memiliki karakteristik utama dalam mengembangkan soft skill melalui model pembelajaran berbasis proyek dan teaching at the right level.

Dengan menggunakan metode tersebut pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan para siswanya, sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat kepada guru saja, melainkan ditujukan untuk mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia sesuai dengan tuntutan zamannya.

Dalam penerapannya pemerintah menciptakan sebuah strategi melalui penerapan kurikulum prototipe 2022. Kurikulum Merdeka atau Kurikulum Prototipe yang hadir pada tahun 2022 ini muncul untuk menjawab permasalahan dari penerapan kurikulum darurat dan sebagai kurikulum baru bagi peralihan kegiatan pendidikan semasa pandemi Covid-19. 

Kurikulum 2022 adalah kurikulum baru yang ditawarkan pemerintah sebagai objek yang bersifat tidak memaksa. Sekolah diberikan kebebasan untuk memilih menggunakan kurikulum 2022 ini atau tidak sesuai dengan relevansinya dengan masing-masing sekolah. Namun dengan konsep "tidak memaksa" ini justru menimbulkan berbagai pertanyaan dan kebingungan bagi masyarakat khususnya guru dan peserta didik.

Isi di dalam Kurikulum Prototipe 2022 sendiri sejalan dengan konsep merdeka belajar yang mendorong pembelajaran sesuai dengan minat, gaya belajar, dan juga kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas untuk pengembangan karakter siswa dan kompetensi dasar.

Kurikulum ini memiliki karakteristik seperti, pembelajaran berbasis proyek (project based learning) yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan soft skill dan karakter (iman, takwa, dan akhlak mulia) serta sebagai sarana untuk mengembangkan gotong royong, kebhinekaan global, kemandirian nalar kritis, dan juga kreativitas).

Keunggulan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Kurikulum 2022 memiliki tujuan yang baik untuk mengembangkan  proses belajar mengajar di sekolah menjadi lebih baik yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing sekolah terutama di masa pandemi Covid-19 ini. Sehingga dalam penerapannya, kurikulum 2022 memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar.

Kebijakan mengenai kurikulum 2022 tentu telah dipertimbangkan dan disesuaikan dengan abad 21 saat ini yang mana diketahui kurikulum 2022 ini merupakan evaluasi dari kurikulum sebelumnya. Dalam hal ini kurikulum 2022 telah melewati proses pengkajian dan penambahan oleh pihak yang berwenang untuk membuat kurikulum baru sehingga mereka telah memperhitungkan aspek-aspek pentingnya.

Lalu, mengenai pro-kontra pergantian kurikulum ini, tentunya sebuah hal lazim terjadi yang mana sejak dahulu pun telah dilakukan pergantian kurikulum beberapa kali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline