Lihat ke Halaman Asli

Bela Audina

Mahasiswi IAIN Jember

Aliran Filsafat Esensialisme dan Pemikiran Tokoh-tokohnya

Diperbarui: 12 Mei 2020   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamu'alaikum wr.wb disini saya Bela Audina akan memaparkan kembali materi tentang filsafat aliran esensialisme dan tokoh-tokohnya. Selamat membaca. Jangan lupa di like ya. Semoga bermanfaat.

Pengertian Aliran Filsafat Esensialisme

Esensialisme merupakan suatu pendidikan yang berasal dari nilai kebudayaan yang ingin kembali kepada kebudayaan-kebudayaan lama yang telah mengalami perkembangan. Esensialisme percaya bahwa pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Kebudayaan yang mereka wariskan kepada kita hingga sekarang, telah teruji oleh segala zaman, kondisi dan sejarah. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus mempunyai nilai-nilai yang jelas dan dapat bertahan lama. Sehingga dapat mengembangkan kebudayaan yang ada pada masa sekarang.

 Tokoh-tokoh Aliran Esensialisme

1. Georg Wilhelm Friedrich Hegel
Georg Wilhelm Friedrich Hegel  berpendapat bahwa adanya sintesa antara ilmu pengetahuan dan agama menjadi suatu pemahaman yang menggunakan landasan spiritual. Sebuah penerapan yang dapat dijadikan contoh mengenai sintesa ini adalah pada tentang teori sejarah.

2. Johan Amos Comenius
 Johan Amos Comenius berpendapat bahwa pendidikan mempunyai peranan membentuk anak sesuai dengan kehendak Tuhan karena pada hakekatnya dunia adalah dinamis dan bertujuan.

3.  John Locke
John Locke berpendapat bahwa pendidikan hendaknya dekat dengan situasi dan kondisi.

4.  Johan Freidrich Frobel
 Johan Freidrich Frobel berpendapat  bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan sehingga manusia tunduk dan mengikuti ketentuan-ketentuan hukum alam.

5. G.W. Leibniz
G.W. Leibniz berpendapat  bahwa semua kejadian dan fakta itu saling berhubungan sebagai pembawaan dari alam semesta itu sendiri.

6. Immanuel Kant
 Immanuel Kant berpendapat bahwa  ilmu itu mengandung kebenaran dan budi pekerti manusia dapat mencapai suatu kebenaran.

7.  O.W.F. Hegel
O.W.F. Hegel berpendapat bahwa ia mencari yang mutlak dari yang tidak mutlak. Dikatakan bahwa yang mutlak itu adalah roh (jiwa) yang menjelma pada alam, maka sadarlah ia akan dirinya. Roh mempunyai inti yang disebut idea atau berfikir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline