Lihat ke Halaman Asli

Bekti Sawiji

Penulis musiman.

Beras Habis

Diperbarui: 12 Juni 2023   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seperti biasa, ketika saya bangun dan melihat masih ada waktu, saya segera merebus air untuk menyiapkan nasi. Setelah menyalakan kompor untuk merebus air, saya mencuci panci penanak nasi agar bersih. Setelah panci bersih, saya memasukkannya ke penanak nasi dan menancapkan kabel steker ke colokan. Setelah itu, saya bergegas menuju dispenser tempat penyimpanan beras. Namun, saya sangat terkejut ketika menekan tombol dispenser dan tidak ada beras yang keluar. Saya merasa frustrasi dan kebingungan.

Akhirnya, saya memutuskan untuk terus merebus air sampai mendidih sambil mandi dan mengambil wudhu. Setelah selesai wudhu, air sudah sangat mendidih. Saya kemudian membuat kopi dan mematikan kompor. Sambil bergegas ke lantai atas untuk berganti pakaian dan bersiap pergi ke masjid, saya memberitahu istri saya yang masih di atas ranjang bahwa beras habis dan saya berencana membelinya di toko yang biasanya buka sebelum jam 05.00 pagi.

Sepulang dari masjid, saya harus menerima kenyataan bahwa toko tersebut masih tutup. Akhirnya, saya mencoba mencari toko-toko kecil di sekitar kampung dan bersyukur menemukan sebuah toko kecil. Meskipun mereka hanya menjual beras eceran, saya membelinya karena yang penting saya bisa memasak untuk sarapan keluarga terutama saya dan putri saya pagi ini. Karena kami berdua harus berangkat pukul 06.00, saya pergi ke kantor sementara putri saya nebeng ke sekolah.

Setelah sampai di rumah, saya segera mencuci beras tersebut dan menaruhnya di penanak nasi. Saya tidak lupa untuk menuangkan air panas yang sebelumnya sudah saya rebus agar nasi cepat matang. Itu memang cara saya menanak nasi. Akhirnya, sebelum jam 06.00, saya berhasil menyiapkan nasi. Sementara istri saya yang sudah bangun juga sudah selesai menggoreng tahu, telur ceplok, dan membuat sambal kecap untuk sarapan kami berdua. Meskipun agak terlambat, kami menikmati sarapan bersama. Pukul 06.10, kami berangkat dan untungnya kami tiba di sekolah putri kami tepat pukul 06.45.

Ada baiknya jika kita sering memeriksa persediaan beras di rumah pada malam hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline