Lihat ke Halaman Asli

Cintamu di Ujung Malam

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Cintamu di ujung malam sangat  mendesah. Membangunkan segala rasa letih yang ada dalam diriku. Ia memberikan energi tambahan, bahwa cinta yang menunggu selalu menjadi diskusi kita dalam keseharian. Kupikir, beginilah jadinya pertaruhan rasa sabar dan rekayasa di balik perjumpaan yang baru.

Kau yang tidak memilih, namun aku yang hadir dalam dirimu. "Bersediakah kamu menjadi kekasihku, pujaan hatiku wahai perempuan dengan mata indah?" Tanyaku pada suatu kali.

"Oh, Bek! Tanpa kau pinta hatiku tlah jatuh sejak awal. Namun, kemana saja dua ramadhan berlalu tanpa berita. Nomormu tiada lagi kusimpan. Aku menyesal telah menyia-menyiakan kesempatan awal. Seakan aku menampik uluran tanganmu yang hangat. Hadddoooohhhh, Bek...Jangan lagi berlalu dariku. Aku pasrah padamu. Setiap tarikan nafasku adalah bayang wajahmu." Bik menjawab segala kerinduannya.

"Bek,kangen..."

YANG DISAPA: Terpanggang rindu tertahan...

Hari sudah menunjukkan Sabtu pagi, tepat pukul bebek, 02.22




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline