Lihat ke Halaman Asli

Bimo Tri Utomo

Pencinta sunyi

Media Sosial, Kaum Buzzer Vs Baper

Diperbarui: 4 April 2020   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Kamu memiliki satu kenangan 7 tahun yang lalu -begitulah sebuah pemberitahuan dari Facebook yang setia menyimpan setiap file sampah saya. Karena tidak ingin mengecewakan Facebook, saya memutuskan untuk membuka isi pemberitahuan. 

Dan terbanglah Facebook ke masa lalu, tepatnya tanggal 4 April 2013. Betapa kagetnya saya membaca status dimasa lalu yang bucin habis (tidak perlu untuk dibahas).

Pikiran saya pun terbang kembali ke masa-masa awal mengenal Facebook. Tepatnya tahun 2010, pertama kali diri ini berseluncur di Facebook karena 'racun' dari mas kakanda. Banyak sekali ke alay'an pada zaman tersebut. Seperti profil yang banyak dibanjiri dengan jabatan sebagai manager di PT Mencari Cinta Sejati, PT Kamoe Selamanya dsb.

Jangan harap bisa mendapatkan akun facebook dengan mudah. Karena nama akun pada zaman itu benar-benar masih abstrak, ada yang pakai embel-embel cinta selamanya, milik kamoe, dan sebagainya. Siapa yang juga menggunakan nama seperti diatas ? Untung saya bukan salah satu spesies dari mereka.

Meskipun termasuk sebuah masa dimana Facebook sedang dalam masa ke alay'annya. Namun disana, saya belum menemukan serangan buzzer. 

Setidaknya sampai di masa sebelum Pilpres 2014 mengalihkan semuanya. Kaum Baper sejak dulu memang sudah ada, tapi mereka baper karena cinta. Murni cinta, bukan politik yang seringkali kita saja tidak pernah mengenal orang yang dibela mati-matian tersebut.

Buzzer memang jago, mereka bisa masuk kedalam kelompok kaum Baper dan membuat mereka memperdebatkan sesuatu yang sebetulnya tidak pernah mereka pahami benar-benar. Namun, karena efek baper yang berlebih. Yawes, sikat aja, masalah bener atau tidak urusam terakhir.

Banyak publik figur yang dulu meramaiakan jagat sosial media kini perlahan mulai pensiun. Sebut saja Raditya Dika, seorang yang dulu begitu aktif berselancar di Twitter. 

Memberikan quotes serba receh soal cinta, namun itu seru. Kini beralih, dan bahkan meninggalkan dunia Twitter yang sekarang lebih banyak dengan buzzer-buzzer politik menyerang kubu A atau B sedemikian masifnya.

Sekarang, coba saja saya lemparkan bercandaan di dunia Twitter ataupun facebook. Wih obah sitik langsung dirubung belantik - itulah istilah orang jawa.

Recehan guyonan seakan sudah musnah. Ada beberapa orang yang masih stay di garis itu, namun tetap terkalahkan oleh ulah buzzer yang masif. Mau sampai kapan dunia maya dibumbui hal seperti ini ? Sampai fir'aun hidup lagi ? Atau sampai Dajjal keluar dari persembunyiannya ?.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline