Lihat ke Halaman Asli

Jadikan Penyesalan Sebagai Value Moment

Diperbarui: 1 Januari 2016   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirrabbilalamin, dengan rasa syukur kita kepada Nya Allah SWT adalah Dzat yang Maha Kaya atas anugerah, rahmat dan hidayahnya kepada kita hambanya. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Rasulullah SAW dengan tuntunanya kita selaku umatnya mampu meraih "cahaya kesadaran akal" semoga, ilmu amal yang kita sampaikan dapat bermanfaat, penuh berkah dan diridhai Allah SWT.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, sejak pertama kali diciptakan hingga hari akhir tiba tidak akan pernah terhindar dari salah, khilaf dan dosa. Adam as nabi pertama kita pun yang diberi kekhususan, tidak terlepas dari yang nama nya khilaf apalagi hanya manusia biasa seperti kita salah, khilaf dan dosa selalu menjadi bagian dari diri kita. Beragam kepribadian manusia yang dimiliki, tentunya berkaitan dengan bagaimana cara manusia itu menanggapi kesalahannya dan merasakan penyesalannya. Ada jenis orang yang menjadikan penyesalan sebagai sesuatu yang killing time untuk dirinya sendiri, karena tidak mampu memanfaatkan penyesalan sebagai value moment sebagai bahan evaluasi diri, malah yang sebaliknya menjadi alasan untuk bermalas-malasan, tidak bertanggung jawab, menjadi gelisah, tidak beribadah, dan menjadikan diri pribadi yang tidak produktif hingga melakukan sesuatu yang merugikan.

Ketika value moment penyesalan dari setiap kekhilafan yang kita lakukan tidak digunakan sebaik-baiknya, maka akan mengakibatkan kerugian didalam diri kita sendiri atau mendzalimi diri kita sendiri. Bagaimana tidak, disaat orang-orang menjadikan momen penyesalan menjadi opportunity sebagai langkah awal untuk perbaikan, koreksi, mawas diri dan evaluasi diri atas semua rangkaian kehidupan yang telah kita lakukan.

Kedepan, sebagai pribadi yang diciptakan Allah SWT berbeda dengan makhluk lainya yang diberikan kesadaran akal, sikap prilaku, mentalitas dan spiritualitas harus mampu menjadikan momen penyesalan sebagai sebuah energi positif dan spirit yang tinggi untuk menjadi pribadi yang berproses lebih baik dari sebelumnya. Ketika kita mampu melakukan hal yang baik, maka hakikat hidup kita sebagai manusia yang yang falah dapat terus kita pupk hingga mencapai rahmatan lil alamin dalam hidup kita. Kita bisa memulai dari sekarang, dan mulai dari sesuatu yang terkecil dan terdekat.

Kesalahan kecil yang kita lakukan terkadang sering terlewati dan bahkan dilupakan begitu saja. Bukankah seekor gajah dapat terjatuh seketika hanya karena seekor semut, dan bukankah kita sering jatuh hanya karena kerikil kecil di jalanan. Dengan memperhatikan hal-hal kecil tentunya juga menjadi sebuh input proses dan output hingga kepada outcome dan result dalam diri kita untuk menyikapi permasalahan lebih besar yang terjadi di dalam diri kita. Menyikapi kesalahan kita dengan bijak agar segera terhindar dari zong moment yaitu penyesalan yang berdampak negatif pada diri kita.

Kita harus menyadari bahwa penyesalan yang berdampak negatif itu bukan hanya bisa merusak diri kita sendiri, namun juga dapat berdampak kepada orang disekeliling kita, sebagai contoh orang tua kita. Ibunda tercinta akan merasakan beban pikiran, mental dan batin ketika melihat putra kesayangannya tampak pesimis, tidak produktif bahkan melakukan tindakan- tindakan mengecewakan, begitu juga kakak dan adik kita karena energi negatif atas penyesalan diri kita secara tidak sadar akan mengalir ke lingkungan mereka.

Bukankah Kita sering mendengar bahwa manusia sering terjebak atas kelalaian akan waktu luang dan luput dari memperhatikan kesehatannya ? Semoga dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya kita akan mencapai target dan sasaran kehidupan kita yaitu sebagai manusia yang penuh rahmat, ridha dan berkahNya.

Demikianlah tulisan sederhanan ini penulis sampaikan, semoga bermanfaat dan ukwuwah persaudaraan diantara kita tetap terjalin atas izin Allah SWT penulis mohon maaf atas segala kesalahan, khilaf dan dosa semoga kita selalu didalam perlindungannya Amin

 

Jatinangor, 10 Desember 2015

Begi Putra Parngaluan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline