Lihat ke Halaman Asli

Write Time ID

membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan media, lingkungan hidup, digital, film, foto dan video

Alammu Menjadi Jendela Ilmumu

Diperbarui: 16 April 2021   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Perpustakaan Alam / sumber: goo.gl/maps/RJP9bkJf8mUC37wY8

Kita mungkin lupa sebelum adanya teknologi yang semakin berkembang pesat saat ini manusia dulunya belajar dari alam. Lucunya, semesta seperti memiliki cara untuk menyadarkan kita akan pentingnya ilmu. Dimulai dari hal sepele yang mempertemukan kita dengan orang tak terduga yang membuat perubahan besar melalui ilmu yang ia dapat.

Di tengah kemajuan jaman ini banyak manusia lebih mementingkan dirinya sendiri dan mengesampingkan rasa kemanusiaan, berbeda dengan sosok pemuda yang bernama Nur Arifin, S.Sos kisahnya cukup menginspirasi dengan mendirikan sebuah perpustakaan di Desa namun dengan suasana yang berbeda dari kebanyakan perpustakaan lainya. 

Perpustakaan ini mengusung suasana alam yang diisi dengan beberapa hewan dan beberapa tempat pendukungnya yang diambil dari alam sekitar. Beliau mendirikan perpustakaan ini melihat dari kebutuhan masyarakat sendiri yang membutuhkan tempat untuk berkumpul namun tidak hanya berkumpul saja melainkan yang bisa untuk bermain dan belajar. Beliau memberi nama perpustakaan tersebut dengan nama Perpustakaan Alam yang memiliki filosofi dari kata perpustakaan yang diartikan sebagai sumber pengetahuan/gudang buku sedangkan alam sendiri diartikan untuk menggambarkan sebuah desa.

Di dalam perpustakaan tersebut terdapat 6 pengelola dan memiliki berbagai program untuk para mereka yang ingin merasakan sensasi belajar dekat dengan alam. Program Utama dari perpustakaan ini adalah Kelas Inspirasi, Kelas Bermain dan Kelas Karir. Program tersebut diambil dari kualitas hidup setiap orang yang dipengaruhi dari 3 hal tersebut. Hal ini yang membuat perpustakaan ini berbeda dari perpustakaan lain. 

Kurangnya minat baca dari masyarakat membuat para pengelola perpustakaan tersebut membuat konsep tersebut agar kesan dari perpustakaan yang hanya digunakan untuk membaca bisa lebih beragam lagi. Imbasnya membuat masyarakat terutama para anak-anak jadi mengurangi penggunaan ponsel mereka dan membuat anak-anak bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan anak-anak lainya.

Pada akhirnya masyarakat yang mulai kehilangan rasa kemanusiaan kini perlahan bisa kembali menjadi masyarakat yang lebih baik, karena perpustakaan tersebut juga mengadakan program untuk para mereka yang ingin membantu masyarakat desa dengan menyumbangkan buku-buku ke dalam perpustakaan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline