Lihat ke Halaman Asli

muhammad idris al satria

hanya Mahasiswa di Universitas Islam Kota M

Dari Sebuah Candaan Menjadi Semangat Belajar Baru

Diperbarui: 7 Mei 2020   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkenalkan nama saya Muhammad Idris Al Satria salah mahasiswa suatu perguruan tinggi islam di kota Malang yaitu Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Saya  lulusan tahun kemarin yaitu 2019. Saya mengambil studi kampus fakultas Ekonomi jurusan perbankan syariah, dan bertemu mata kuliah wajib yaitu Pancasila di semester satu dan Kewarganegaraan di semester 2 dan kebetulan di bimibing oleh dosen yang top yaitu Bapak Edi Purwanti, M.SI.

Memasuki perkuliahan pertama di semester satu, kesan pertama perkuliahan mata kuliah Pancasila ini sangatlah seru. Apalagi ada suatu kejadian yang tidak pernah dilupakan oleh semua anak kelas yaitu tinggah lucu dari pak Edi. Biasanya pada waktu masuk kelas dosen sudah ada di meja dosen, tetapi yang terjadi sangatlah aneh kenapa meja dosennya kosong dan ada salah satu orang yang sudah duduk di meja mahasiswa. Namanya juga pertama kali masuk pasti tidak ada yang mengenali dosennya. Tiba-tiba seseorang itu bertanya kepada seisi kelas "dosennya tidak hadir?" dan beliau memperkenalkan diri sebagai mahasiswa tingkat akhir yang menjadi dosen pengganti. Perkuliahan pertama yang sangatlah seru semua mahasiswa dibuat Teheran-heran dengan prank yang gagal di kelas. Dari pertama kali bertemu dengan pak Edi sangatlah membuat saya kagum dengan kesederhaan beliau dan tidak banyak peraturan yang dibuat.

Yang membuat semangat mengikuti Mata Kuliah yang dibimibing oleh pak Edi ini adalah proses pembelajaran yang sangatlah santuy dan tidak membebani mahasiswanya, beliau selalu membuat kelas menjadi aktif dan beberapa candaanya yang membuat tertawa seisi kelas. Disaat presentasi pun kita diberi waktu jeda untuk bernyanyi lahh atau menampilkan sesuatu dari kelompok yang maju di depan. Dan yang paling penting membolehkan mahasiswanya makan di kelas. Selama semester satu yang sangatlah seru dan tidak pernah terlupakan.

Memasuki semester 2, kita mendapatkan mata kuliah wajib yaitu kewarganegaraan dan dibimbing oleh beliau yaitu Bapak Edi atau biasa dikenal dengan sapaan cak edhenk. Berbeda dari semester sebelumnya kini memasuki semester dua, kini para mahasiswa di kasih kesempatan untuk menentukan topic pembahasan presentasi masing masing. Hal ini membuat kaget para mahasiswa karena sistem ini sangatlah berbeda dari dosen lain. Ini merupakan pembelajaran baru buat mahasiswa untuk berani maju sendiri dan berdiskusi dengan seisi kelas saat menjadi presentator, sehingga membuat mahasiswa semakin semangat untuk proses belajar di kelas. Dikarenakan dibebaskan untuk memilih topic sehingga banyak sekali yang dibahaa, ada yang membahas korupsi, hukum di Indonesia, tentang Covid-19 dan banyak lagi topic yang dibaha. Tidak hanya belajar di kelas pada sebuah pertemuan kita diajak makan-makan yang membuat kita semakin nyaman dan akrab dengan candaan dan keseruan beliau ketika proses pembelajaran ini. Tidak hanya pembelajaran di kelas pak Edi sering mengisi sebuah diskusi di sebuah warung dan kita di perbolehkan mengikuti diskusi itu untuk menambah ilmu-ilmu yang di berikan beliau selain di dalam kelas. Memasuki pertengahan kuliah dimana kita semakin banyak diberatkan oleh tugas-tugas dari matakuliah yang lain, tetapi berbeda dengan pak Edi. Kita dikasih tugas untuk observasi tempat beribadah agama lain dan dikasih kebebasan memilih agama apa yang kita datangi dan melakukan wawancara kepada tokoh agama atau pengurus dari tempat ibadah tersebut, tujuan dari tugas ini tidak lain adalah untuk menambah wawasan kita tentang agama lain dan menjalin silaturahmi yang apik dengan sesama warga Indonesia walaupun beda agama.

Walaupun tidak bisa bertemu lagi di kelas di karenakan sedang terjadi sebuah wabah virus Covid-19 ini beliau tetap menemani pembelajaran lewat zoom. Yang tidak berubah dari beliau adalah serunya berdiskusi bareng dan candaan beliu yang selalu mebuat kelas terasa hidup tidak sepi. Terimakasih pak Edi sudah menemani selama 2 semester ini. Semua ilmu dan pengalam yang anda berikan tidak saya lupakan. 

. Semoga bapak sehat selalu dan terus berkarya. Saya hanyalah mahasiswa bapak yang biasa dan tidak istimewa yang hanya bisa menulisakan pesan dan kesan ini untuk bapak. Semoga enjoy bacanya, Terima Kasih.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline