Lihat ke Halaman Asli

bebyreta

Mahasiswa Universitas Airlangga

Overclaim di Skincare: Apa yang Harus Konsumen Waspadai?

Diperbarui: 7 Januari 2025   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh : Ilustrasi cek skincare di laboratoeium (Sumber : Microsoft Image Creator) 

Dalam industri skincare yang terus berkembang, persaingan untuk menarik perhatian konsumen semakin ketat. Hal ini sering kali mendorong brand atau produsen untuk memberikan klaim yang melebih-lebihkan manfaat produknya, atau yang dikenal sebagai overclaim. Sayangnya, praktik ini dapat menyesatkan konsumen, merusak kepercayaan, bahkan berisiko melanggar regulasi. 

Apa Itu Overclaim?

Overclaim dalam dunia skincare terjadi ketika suatu produk mengklaim manfaat yang berlebihan, tidak didukung bukti ilmiah atau hasil laboratorium, dan sulit diverifikasi. Misalnya:

  • Klaim Tidak Realistis : "Menghilangkan kerutan dalam satu malam."
  • Penggunaan Istilah Tanpa Dasar : "100% natural" atau "bebas bahan kimia" tanpa penjelasan rinci.
  • Janji Multifungsi : Produk yang mengklaim mampu menjadi solusi untuk semua jenis masalah kulit tanpa memperhitungkan variasi kebutuhan kulit konsumen.

Bahaya Overclaim bagi Konsumen

  1. Ekspektasi Tidak Realistis Konsumen yang percaya pada klaim berlebihan mungkin merasa kecewa ketika hasilnya tidak sesuai harapan. Hal ini dapat mengurangi kepercayaan terhadap produk atau bahkan merek secara keseluruhan.
  2. Risiko Kesehatan Kulit Beberapa produk dengan klaim berlebihan dapat mengandung bahan aktif yang terlalu keras atau tidak sesuai untuk semua jenis kulit, sehingga berpotensi menyebabkan iritasi, alergi, atau kerusakan kulit jangka panjang.
  3. Ketergantungan pada Produk Produk yang menjanjikan hasil instan sering kali menciptakan ketergantungan. Konsumen terus membeli produk tersebut tanpa memahami bahwa hasilnya mungkin bersifat sementara atau kosmetik saja.

Bagaimana Membedakan Klaim Valid dan Overclaim?

  1. Periksa Komposisi Bahan Aktif Produk yang benar-benar efektif biasanya memiliki bahan aktif seperti retinol, niacinamide, atau hyaluronic acid dengan konsentrasi yang jelas. Klaim yang tidak menyebutkan bahan aktif sebaiknya dipertanyakan.
  2. Cari Bukti Ilmiah Klaim yang sah biasanya didukung oleh hasil uji klinis atau sertifikasi dari lembaga terpercaya. Jangan ragu untuk mencari informasi lebih lanjut tentang penelitian di balik produk tersebut.
  3. Waspadai Istilah Pemasaran Istilah seperti "instan", "ajaib", atau "bebas bahan kimia" cenderung digunakan untuk menarik perhatian. Fokuslah pada klaim yang transparan dan spesifik.

Overclaim dalam dunia skincare tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga dapat mencoreng reputasi brand. Sebagai konsumen, penting bagi kita untuk lebih cermat dalam menilai klaim suatu produk, memahami kebutuhan kulit kita, dan tidak tergoda oleh janji-janji manis yang tidak realistis. Sementara itu, produsen harus mengutamakan transparansi dan integritas dalam setiap klaim yang mereka sampaikan.

Dengan langkah ini, kita dapat menciptakan ekosistem industri skincare yang lebih sehat, terpercaya, dan bermanfaat bagi semua pihak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline