Lihat ke Halaman Asli

Vani

Hello

A Friendly President

Diperbarui: 3 April 2019   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : tempo.co

Tahun 2019, merupakan tahun pertama saya menjadi peserta pemilihan umum, di mana sebentar lagi hak suara saya dan teman-teman lainnya menentukan masa depan Indonesia. 

Sebagai pemuda yang akan mengikuti pemilihan umum tentu saya merasa excited! Apalagi saya dapat memilih calon pemimpin yang saya harapkan. Jujur, saya seorang yang sangat mendukung Bpk. Jokowi beserta wakilnya Bpk. Ma'ruf Amin apalagi setelah saya mengetahui program kerja beliau saat berkampanye dan debat capres.

Saya sendiri merasa bersyukur tinggal di Tanah Ibu Pertiwi di mana dipimpin oleh seorang presiden yang sangat ramah dan merakyat. Setiap kali saya naik kendaraan umum, banyak penilaian yang beragam mengenai beliau, dari yang paling bagus sampai yang tidak. 

Suatu saat, saya menaiki bajaj di mana supir bajaj tersebut menunjuk pamflet beliau dan berkata bahwa beliau tidak mau memilih Bpk. Jokowi lagi karena menurutnya beliau tidak merakyat, tidak memikirkan rakyat kecil, dan modal janji. Oke, itu hak beliau menilai seperti itu. 

Di mata saya, Bpk. Jokowi merupakan presiden yang sangat memperhatikan rakyatnya, mengapa demikian? Kalau dia tidak perhatian dengan rakyatnya, dia tidak mungkin mengusahakan kesejahteraan untuk rakyatnya. 

Ingat! Membenahi negara tidak semudah membenahi buku untuk ke kampus ataupun membenahi rumah sendiri. Membenahi negara itu butuh waktu yang cukup lama. Jika, seorang Bpk. Jokowi tidak perhatian, hanya modal janji, kita bisa lihat sekarang Indonesia sudah ada KEMAJUAN! Sudah banyak pembangunan di setiap provinsi, serta sarana dan prasarana. 

Masih banyak orang yang mengeluh susah dapat kerjaan, susah dapat uang, dan semuanya menyalahkan Bpk. Jokowi. Gini deh, memangnya uang makan perlu dikasih juga sama beliau? Kita harus berusaha, sekarang zamannya semua menggunakan kreativitas. Kalau kita diam saja, ya kita susah terus dan tidak ada perkembangan. Kalau kita serba menyalahkan orang lain, kapan kita mau maju?

Sekali lagi, don't judge the book by its cover.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline