Gen Z adalah Generasi yang kelahirannya berkisar antara tahun 1990-an hingga awal 2010-an, mereka adalah generasi yang tumbuh dalam era teknologi digital yang berkembang pesat, dengan internet, media sosial, dan perangkat seluler yang menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka. Generasi Z sering kali digambarkan sebagai kreatif, teknologis, dan beragam, serta memiliki sikap yang lebih terbuka terhadap perubahan sosial dan budaya. Mereka menunjukkan kecenderungan yang menarik dalam pandangan mereka terhadap kehidupan yang tidak biasa dari generasi sebelumnya telah memperkenalkan berbagai perubahan sosial dan budaya yang menarik. Salah satunya adalah meningkatnya jumlah individu yang memilih hidup tanpa anak, atau yang dikenal sebagai childfree. Fenomena ini bukan hanya menimbulkan perdebatan, tetapi juga memicu refleksi mendalam tentang nilai-nilai, prioritas, dan ekspektasi dalam masyarakat.
Childfree adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak secara sengaja atau tidak memiliki keturunan. Keputusan untuk hidup childfree bisa berasal dari berbagai alasan, termasuk pertimbangan lingkungan, prioritas karier atau pengembangan pribadi, tantangan ekonomi, atau pilihan gaya hidup yang unik. Ini adalah pilihan hidup yang sah dan layak dihormati, meskipun sering kali masih dihadapi dengan stigma atau tekanan sosial dari masyarakat atau keluarga yang mungkin tidak memahami atau mendukung keputusan tersebut.
sumber: https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-childfree
Alasan Melakukan Childfree
Pola umum terjadinya childfree biasanya terjadi karena dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Generasi Z cenderung menempatkan karier dan pengembangan pribadi di atas peran sebagai orangtua. Mereka ingin mengejar impian mereka, mengeksplorasi dunia, dan fokus pada pencapaian pribadi tanpa keterbatasan yang mungkin ditimbulkan oleh tanggung jawab orangtua. Lalu, masa muda Generasi Z sering kali ditandai dengan ketidakpastian ekonomi, dengan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang stabil dan harga properti yang tinggi. Beberapa individu mungkin memilih untuk tidak memiliki anak karena pertimbangan ekonomi, menyadari biaya besar yang terkait dengan membesarkan anak. Juga banyak Gen Z yang memilih childfree karena pilihan gaya hidup, seperti semakin banyak individu dari Generasi Z yang mengejar gaya hidup yang tidak konvensional, termasuk bepergian, berkarya, atau mengeksplorasi minat mereka tanpa keterikatan kepada pola hidup tradisional seperti memiliki anak.
Kontra dan Stigma
Meskipun keputusan untuk hidup tanpa anak semakin diterima di kalangan Generasi Z, masih ada tantangan dan stigma yang harus dihadapi. Nilai kontra dan stigma pun bermunculan, salah satunya adalah persepsi negatif dari masyarakat yang menganggap bahwa memiliki anak adalah tujuan utama kehidupan. Selain itu, individu childfree sering kali dihadapkan pada pertanyaan dan tekanan dari keluarga dan teman-teman yang mungkin sulit dipahami oleh mereka yang tidak memilih jalur tersebut. Ini dapat menciptakan konflik internal dan eksternal yang membutuhkan pemahaman dan dukungan yang kuat dari lingkungan sekitarnya.
Keputusan childfree sering kali menekankan manfaat lingkungan dari keputusan mereka untuk tidak memiliki anak, ada pula argumen yang menyatakan bahwa keberadaan manusia itu sendiri tidak hanya tentang menambahkan beban terhadap planet ini, tetapi juga tentang menciptakan peluang dan inovasi. Anak-anak dari generasi yang lahir saat ini mungkin menjadi solusi bagi tantangan masa depan, seperti perubahan iklim atau inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk memperbaiki masalah global. Salah satu aspek yang sering kali diabaikan dalam diskusi tentang childfree adalah implikasi sosial jangka panjangnya.
Dengan menurunnya tingkat kelahiran, masyarakat mungkin menghadapi tantangan dalam hal perawatan lanjut usia, keberlanjutan ekonomi, dan keseimbangan demografis yang sehat. Selain itu, keterpurukan populasi bisa menjadi masalah serius bagi negara-negara yang mengalami penurunan jumlah penduduk. Kehidupan keluarga, dengan semua kegembiraan dan tantangannya, telah lama dianggap sebagai inti dari nilai-nilai tradisional. Dengan semakin banyak individu yang memilih hidup tanpa anak, ada kekhawatiran akan hilangnya pengalaman emosional dan nilai-nilai keluarga yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Ada keindahan dan pembelajaran yang unik yang hanya dapat ditemukan melalui pengalaman orangtua dan memiliki anak.
Kesimpulan