Lihat ke Halaman Asli

Benny Dwika Leonanda

Dosen Universitas Andalas Padang

Apakah Gempa Bumi Bisa Dibuat?

Diperbarui: 9 Februari 2023   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerusakan akibat gempa dahsyat di Turki https://t.me/rgrunews/69079

Pada 6 Februari 2023, Turki diguncang oleh gempa bumi 7,7 SR SR yang diikuti oleh fenomena ganjil seperti cahaya berpendar dan bunyi yang aneh. Ada sepkulasi bahwa gempa tersebut mungkin disebabkan oleh senjata seismic atau gempa buatan.

Nyatanya, gempa buatan adalah hal yang mungkin dilakukan. Gempa buatan adalah gempa yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Gempa buatan adalah hasil dari pemanasan dan pendinginan yang dilakukan pada batuan dalam kerak Bumi. Ini dapat juga terjadi dengan menggunakan beberapa metode, seperti pengeboran hidrolik, pekerjaan tambang, atau pengujian senjata. Konsep ini sudah ada sejak lama, dan beberapa negara bahkan memiliki teknologi untuk membuat gempa buatan secara sengaja termasuk dengan menggunakan energi nuklir, mengebor minyak dan gas, atau menggunakan teknologi geotermal. Ada juga yang mempercayai bahwa gempa buatan dapat diciptakan dengan menggunakan senjata seismik.

Senjata seismik adalah alat yang dapat menghasilkan gempa bumi dengan cara memanaskan dan membekukan kerak Bumi. Ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan energi nuklir atau dengan memanfaatkan energi hidrolik. Meskipun ada beberapa bukti bahwa senjata seismik telah digunakan dalam sejarah, tidak (belum) ada bukti yang memadai bahwa senjata seismik digunakan untuk menimbulkan gempa bumi pada tanggal 6 Februari yang lalu di Turki. Walaupun demikian, munculnya cahaya berendar dan bunyi yang aneh yang terjadi setelah gempa bumi di Turki membuat beberapa orang mempertanyakan apakah gempa bumi tersebut adalah hasil dari senjata seismik. Fenomena kemunculan kilatan cahaya tersebut menimbulkan spekulasi terhadap aplikasi gelombang elektromagnetik. Namun, sejauh ini belum ada bukti yang memadai untuk membuktikan bahwa gempa bumi tersebut adalah hasil dari senjata tersebut.

Gempa bumi adalah salah satu fenomena alam yang paling menakutkan dan merusak yang dapat terjadi pada Bumi. Gempa bumi terjadi ketika ada pergerakan dalam kerak Bumi, yang menyebabkan gelombang seismik yang dapat menyebar melalui tanah dan air. Sejauh ini, para ilmuwan belum dapat menghasilkan gempa bumi secara alami, meskipun ada beberapa bukti bahwa gempa bumi dapat dibuat dengan cara buatan.

Secara teoritis, gempa bisa dibuat oleh manusia dengan cara menambahkan gaya atau tekanan pada lokasi tertentu sehingga akan menyebabkan sistem bumi bergetar. Hal ini bisa dilakukan dengan memperbanyak frekuensi dan amplitudo dari getaran yang akan dibuat. Gempa bumi adalah gelombang mekanik yang terjadi sebagai akibat dari perpindahan massa kerak bumi pada frekuensi tertentu. Gempa bumi bisa menghasilkan berbagai jenis gelombang, seperti gelombang permukaan, gelombang P  (gelombang awal) dan S (gelombang lanjutan), gelombang T (puntiran, torsi), dan gelombang elektromagnetik. Beberapa ahli percaya bahwa pelepasan energi elektromagnetik dari aarus listrik yang terakumulasi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gempa bumi. Namun, mekanisme ini belum bisa diterangkan secara lengkap.

Gelombang elektromagnetik, atau electromagnetic pulse (EMP), dapat digunakan untuk memicu gempa buatan. Teori ini menyatakan bahwa hentakan pada kerak bumi dengan gelombang elektromagnetik dapat memicu gempa besar dengan melepaskan energi elektromagnetik yang telah tersimpan selama ratusan atau ribuan tahun akibat dari tekanan pada kerak bumi.

Seperti definisi bahwa gempa buatan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu situasi di mana manusia secara sengaja menciptakan suatu gempa. Dalam teori ini, manusia bisa memicu suatu gempa dengan menciptakan frekuensi tertentu dan jumlah massa yang ingin digetarkan. Sistem yang digetarkan cenderung akan bergetar pada frekuensi alaminya, seperti objek yang terganggu (misalnya diterpa pukulan atau dipetik) akan bergetar dan berbunyi. Namun, meskipun ada berbagai model untuk menjelaskan mekanisme, besar arus yang dihasilkan oleh sumber EMP tidak dapat dijelaskan secara lengkap bahwa hal tersebut dapat memicu gempa bumi. Beberapa ahli percaya bahwa tegangan yang diterapkan pada patahan bumi menghasilkan arus listrik, tetapi hal ini belum terbukti dengan pasti.

Gempa di Turki bisa diduga disebabkan senjata seimik https://t.me/rgrunews/69043

Gelombang elektromagnetik atau electromagentic pulse merupakan fenomena alam yang sangat penting dalam dunia teknologi. Gelombang ini dapat memiliki berbagai macam aplikasi, mulai dari komunikasi, navigasi, hingga perawatan medis. Namun, gelombang elektromagnetik juga dapat menimbulkan dampak negatif, terutama bagi kerak bumi. Dalam konteks ini, diduga bahwa gelombang elektromagnetik dipercaya dapat memicu gempa buatan. Meskipun demikian, sejumlah hipotesis penelitian menunjukkan bahwa gelombang elektromagnetik dapat memicu gempa buatan, dengan cara melepaskan energi elektromagnetik yang telah tersimpan ratusan atau ribuan tahun akibat dari tekanan pada kerak bumi. Menurut para ahli, tekanan pada kerak bumi dapat menimbulkan gelombang elektromagnetik yang memiliki frekuensi tinggi. Jika gelombang ini memiliki frekuensi yang sesuai dengan frekuensi vibrasi kerak bumi, maka gelombang ini dapat memicu gempa buatan. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana gelombang elektromagnetik bekerja dan bagaimana frekuensi ini dapat memicu gempa buatan.

Berbagai asumsi ditunjukan bahwa gelombang elektromagnetik dapat memicu gempa buatan melalui beberapa cara. Pertama, gelombang elektromagnetik dapat menimbulkan hentakan atau kejutan pada kerak bumi, sehingga memicu gempa. Kedua, gelombang elektromagnetik dapat menyebar ke dalam kerak bumi dan mempengaruhi batuan-batuan yang terdapat di dalamnya, sehingga memicu gempa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline