Lihat ke Halaman Asli

Baqum sw

Ruang santuy untuk berbagi catatan kehidupan

Hubungan Hutan dan Mahasiswa Jurusan Kehutanan Universitas Pattimura

Diperbarui: 18 Juli 2019   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang dikuasai dengan lebat oleh pepohonan didalamnya terdapat berbagai jenis vegetasi dan terdapat habitat bagi satwa yang ada didalamnya. 

Hutan adalah salah satu ekosistem terpenting bagi bumi ini, tanpa hutan banyak akibat atau dampak yang akan terjadi di muka bumi ini seperti pemanasan global, intuisi air laut dan substansinya piramida makanan akan sangat terganggu. Oleh sebab itu hutan perlu dijaga dan dilestarikan agar dampak seperti contoh diatas relatif kecil terhadap mahluk hidup.

Sebuah pertanyaan pasti akan ada jawabannya begitu pun dengan hutan, pertanyaannya siapakah yang dapat melindungi hutan apakah kewang, Menteri, Presiden atau sebagian pemegang hak yang lain. 

Memang benar mereka dapat melindungi hutan tetapi sebagai generasi muda yang menjadi bibit-bibit pejuang selanjutnya dan sebagai agent of change dan agent of social control mahasiswa pasti akan terus menujunjung tinggi ikrarnya sebagai garda terdepan dalam melindungi  dan mensejahterakan rakyat secara komprehensif maupun sesuai dengan bidangnya. 

Dan yang lebih spesifik dengan mahasiswa mana yang dapat melindungi dan melestarikan hutan tentu saja mahasiswa kehutanan yang lebih menguasainya, mulai dari menghafal  vegetasi, tata cara melindung hutan dari dalam tanah hingga ujung tajuk, sampai metode penelitian dan mekanisme penilitian mereka sudah mengusai serta hukum dan politik tentang kehutanan juga tidak mereka lupakan.

Mahasiswa sudah tidak lagi seperti dulu, sekarang ini mahasiswa banyak yang sudah mengikuti pergeseran zaman. Hal itu adalah manusiawi dan tidak bisa dipungkiri. Sebagai mahasiswa kehutanan Universitas Pattimura (Unpatti) tidak ada salahnya untuk mengikuti perkembangan teknologi saat ini. 

Berlatar belakang menuju revolusi industri 4.0 teknologi sekarang sudah sangat canggih sehingga membuat segala sesuatu menjadi mudah namun itu semua bertolak belakang dengan realita yang ada, walaupun semuanya sudah serba mudah tidak semuanya membuat mahasiswa kehutanan (Unpatti) semakin cepat dalam mempelajari hutan secara komprehensif bahkan sampai sekarang tata cara melindungi hutan hingga mempelajari konflik serta politik tentang kehutanan pun dari kalangan kami masih banyak yang belum memahami, kalaupun memahami belum tentu sudah dilaksanakan di lapangan.

Hubungan mahasiswa kehutanan (Unpatti) dan hutan saat ini sangatlah kurang dalam berinteraksi hal ini diakibatkan karena mahasiswa kehutanan terlalu banyak belajar di kelas, dalam setahun atau dua semester mahasiswa hanya dua kali turun ke hutan dan hanya satu minggu mahasiswa di hutan artinya hanya empat belas hari saja mahasiswa kehutanan belajar di hutan dalam satu tahun sisanya banyak menghabiskan waktu untuk mempelajari materi di kelas. 

Hal ini membuat saya tertarik untuk membahas tiga permasalahan yang akan dijelaskan pertama, mengapa mahasiswa banyak belajar tentang hutan di dalam kelas. Kedua, bagaimana potensi yang akan terjadi jika mahasiswa belajar langsung di Hutan. Ketiga, kendala jika mahasiswa belajar di hutan.

Seorang penuntut ilmu memerlukan sebuah tempat yang nyaman dan pas untuk mendapatkan ilmu, ditambah seorang pengajar yang akan memberikan materi juga memerlukan fasilitas yang memadai. Dan kelas adalah tempatnya, tempat untuk bediskusi, berbagi ilmu, dan melakukan aktivitas lainnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline