Lihat ke Halaman Asli

Senyuman di Ujung Senja

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku hanya memandangi cermin dengan tatapan sayu, sesekali memandang foto laki-laki yang sangat aku cintai tapi sekarang telah menyakiti hatiku. Emosiku semakin memuncak kala mengingat masa-masa indah bersamanya. Janji manis yang pernah kau ucapkan ternyata hanya gombalah dari laki-laki playboy sepertimu. Air mataku terus menetes,aku berfikir apa salahku? apa aku tidak cantik seperti cewe-cewe yang lainnya. Dua tahun bukan waktu yang sebentarsetidaknya kamu sudah tahu bagaimana baik buruknya diriku. Undangan merah jambu diminggu yang cerah dua hari yang lalu telah membuat hatikku sakit. Tanpa alasan kamu tega melakukan hal seperti ini pantas saja akhir-akhir ini kau berubah, jarang menghubungiku,jarang menemuiku. Aku fikir kalo kamu memang sibuk dengan pekerjaanmu tapi ternyata kamu sibuk dengan acara pernikahanmu. Sakitnya hati ini ketika tahu siapa calon istrimu,dia adalah orang yang dari dulu aku benci. Dia yang dari dulu membuat aku cemburu ternyata lebih pandai membuatmu bahagia sampai-sampai kamu akhirnyamenikah dengannya. Tapi bukan seperti ini caranya memperlakukanku, setidaknya bicara baik-baik kalo kamu akhirnya memilihnya. Semangat hidupku sekarang menghilang, aku menjadi sosok yang pendiam dengan tatapan sayu tanpa arah. Aku tak ingin mendengar namanya lagi karena kamu orang yang membuat hidupku jadi seperti ini. ”Hadi Nugraha” nama yang tak kan aku ingat lagi, meskipun waktu sudah berjalan satu bulan lamanya tapi rasa dendam karena sakit hati tak bisa dimusnahkan. Susah aku coba melupaakan kamu tapi apa yang aku dapat? Hanya kekecewaan hanya sakit hati yang tak tau kapan berujung.

Ibuku satu-satunya orang yang selalu menyemangatiku, ibuku tau bagaimana perasaanku. Sesekali ibuku menanyakan kabar Hadi dan aku hanya tersenyum tanpa kata padahal didalam hatiku terasa menyakitkan. “Bel,apa Hadi pernah telfon kamu”. Ibu sudah lama mengenal Hadi ,kata ibuku dia laki-laki yang baik dan ibuku sangat dekat dengan Hadi. Sudah enam bulan lamanya aku mencoba bangkit dari keterpurukan. Aku mencoba belajar dari pengalaman sebelumnya sehingga aku tak mau jatuh dilubang yang sama hanya menjadi mainan laki-laki playboy. Ditempat kerjaku ada laki-laki yang akhir-aakhir ini membuat aku merasa terhibur. Dia selalu membuat tertawa akan ulahnya yang begitu kocak. Dia yang ku anggap teman saat ini setidaknya kehadiran dia bisa membantuku melupakan Hadi ”Arya” nama itu sampai terdengar ditelinga ibuku gara-gara Lina temanku setiap kerumah selalu meledek aku dengan nama dia.”Bela,apa Arya pacarmu sekarang”, kata-kata ibu membuatku geli.Aku hanya tertawa ringan menanggapi kata-kata ibuku “ahh ibu percaya aja sama omongan lina”, pembelaanku selalu memojokan temanku yang satu itu.” udahlah Bel kenapa sih harus bohong ke ibu kamu”, kata-kata Lina membuat ibuku semakin puas dibuatnya. ”Udah deh jangan ngadu domba gitu mending kita nonton tv”, langsung menghindar dari orang-orang menyebalkan. Lina adalah sahabat sekaligus teman kerjaku makanya dia selalu tahu siapa yang lagi dekat sama aku…huftt emang dia kepo banget kadang-kadang tingkahnya kaya mata-mata bayaran ibuku.

Malam ini perasaanku campur aduk wajah Hadi tiba-tiba kembali teringat difikiranku. Seharusnya hari ini empat tahun aku jadian sama dia. Hatiku terasa sakit kembali mengingat kenangan-kenangan dulu bersama Hadi. Biasanya dia selalu mengirimkan bunga ataupun kata-kata romantis dan dia tahu aku paling suka bunga mawar. Kembali menangis rasanya sakit ingin melupakan tapi setiap kali mencoba malah semakin mengingat dia. Sia-sia selama ini apa dekat dengan banyak laki-laki tapi hanya kamu yang aku ingat. Alasan kenapa aku tak pernah membuang barang-barang yang ada kaitannya sama dia karena didalam hatiku masih ada cinta.Tapi apa yang aku dapat mengharapkan cinta lagi dari orang yang sudah punya istri.”Sudahlah Bel lupakan”,kata-kata yang sedikit menghibur meski hanya sesaat.

Pagi ini ada pemandangan berbeda , tepat didepan pintu rumah ada setangkai bunga mawar dengan tulisan “Love u”. Hal pertama yang aku ingat adalah nama Hadi karena hari ini empat tahun seharusnya hubunganku dengannya.Fikiran-fikiran itu malah membuatku makin penasaran “akhh ga mungkin dia yang ngirim dia kan udah punya istri”. Ibuku yang saat itu keluar rumah paling awalpun tidak tahu siapa pengirimnya tapi aneh kenapa waktunya kebetulan kaya gini. Ditempat kerja aku langsung cerita sama Lina tapi malah aku dimarahin habis-habisan.”Kamu bodoh ya Bel masing ngarepin laki-laki kaya Hadi”,,uhh sahabat apaan lagi cerita malah dimarahin. Lagi-lagi kelakuan Arya membuat suasana yang tadinya murung kembali ceria. ”Bel,bentar lagi ulang tahun kamu kan? keinginan kamu apa dari dulu yang ingin kamu lakukan disaat ulang tahun?”. “mau tahu apa mau tahu banget”,ledekku. “Aku ingin kepantai dan melihat indahnya matahari tenggelam”. Hadi buatku adalah sosok laki-laki yang baik, selalu menghibur dan sedikit melupakan kenangan bersama Hadi.Tapi aku tak ingin dia berharap banyak dariku,aku takut dia akhirnya kecewa karena dihatiku masih ada Hadi sehingga berkali-kali aku jelasi sama dia kalo aku hanya menganggap dia sahabat.

Entah apa yang membuat ibuku nampak murung hari ini tidak seperti biasaanya bawelnya ngga ketulungan.” Bel,apa belum ada laki-laki yang cocok sama kamu? kapan kamu menikah”.Ternyata ibu menginginkan aku untuk segera menikah karena beberapa kali ada laki-laki yang datang kerumah selalu aku tolak dengan alasan masih ingin sendiri padahal aku belum sepenuhnya melupakan Hadi. ” Maaf ya bu,belum ada yang sreg dihati bela do’ain aja biar cepet ketemu jodohnya”.” Memangnya Arya kurang apa? menurut ibu dia laki-laki yang pas buat kamu”. Kata-kata ibu membuat fikiranku kacau malam ini dan semakin kacau tiba-tiba ada sms dari nomor yang tak dikenal.”Assalamualaikum bel,ini aku Hadi lagi dijalan mau kerumah”. Aku ingin kali ini sedikit tampil beda didepan Hadi biar dia tahu Bela yang dia kenal sekarang bukan Bela yang dia kenal dulu.Hal yang sebelumnya tak pernah aku lakukan adalah berdandan ,entah kenapa aku ingin terlihat cantik malam ini.Sedikit menaburkan bedak,dan sedikit mengoleskan lipstick warna merah jambu. Sebelum bergegas keruang tamu sesekali melihat penampilanku dicermin.

Wajahnya masih seperti dulu, wajah tampan dengan senyuman manis yang selalu tercipta untukku dulu ternyata malam ini tidak berubah tapi sebaliknya denganku wajah ceria yang dulu aku ciptakan untuk dia berubah menjadi dingin. Tapi sedingin apapun sikapku didalam hatiku yang paling dalam aku ingin sekali memeluknya tapi aku ingat lagi dia sudah menikah. ”Aku minta maaf bel”, kata-kata Hadi membuat kerongkonganku kering, hati sakit menahan air mata yang aku sembunyikan darinya.” Sudah terlambat”,jawabku dingin. Dia langsung menjelaskan tentang kejadian satu tahun yang lalu,ternyata Hadi gagal menikah dan memutuskan melanjutkan kuliahnya diluar negeri karena pernikahan itu atas dasar perjodohan.” Apa kamu tahu hidupku setelah kamu pergi?”.Tangisku tak dapat terbendung lagi,aku tak bisa membohongi perasaanku sendiri betapa rindunya aku sama Hadi. Ibuku hanya mendengarkan obrolanku dari ruang tv ketikaHadi pulang aku melihat senyuman ibu begitu indah malam ini.” Terimakasih bu atas do’anya”.

Tak terasa umurku semakin bertambah hari ini umurku 23 tahun, pagi ini adalah pagi yang cerah dengan semangat baru entah karena Hadi telah kembali atau karena aku ulang tahun.Lagi-lagi didepan pintu ada setangkai mawar merah dengan tulisan “Happy Birthday” dan terselip memo yang isinya “aku tunggu sore ini didepan kantor”. Hanya satu orang yang terlintas difikiranku “Arya” jadi selama ini dia yang ngirim bunga mawar. Tiba-tiba ada sms dari Hadi,dia sore ini juga mau kerumah. Pulang kantor Arya sudah siap mengajakku kesuatu tempat katanya spesial, dia mau mengajakku ke pantai untuk melihat matahari tenggelam.” Maaf Ar,hari ini aku ada acara dirumah”. Aku melihat kekecewaan dia dari senyum yang dia tunjukan kali ini bukan seperti biasanya tapi hatiku tak bisa bohong kalo Hadi lebih penting dari siapapun.

Tepatnya magrib Hadi datang kerumah tapi yang aku lihat bukan hanya Hadi tapi orang tua diapun datang. Malam ini mengingatan aku akan masa lalu sering sholat berjamaah sama Hadi dan ibu saat Hadi main kerumah tapi kali ini dengan orang tua Hadi juga rasanya terharu. Tanpa waktu yang lama ternyata aku tahu kedatangan Hadi adalah untuk mengajakku menikah. Begitu bahagianya sampai-sampai aku tak bisa menjawab antara iya atau tidak, aku hanya mengangguk dan tersenyum. Kejadian malam ini membuatku tak bisa memejamkan mata,bahagia karena akhirnya Hadi adalah jodohku, dan dia telah menciptakan senyuman diujung senja.


HADI NUGRAHA & BELA CULLEN

7 Desember 2012 (25 bulan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline