Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Melihat dan Percaya, Begitukah Kristianitas?

Diperbarui: 27 Desember 2021   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan  Senin 27 Desember 2021

Yoh 20: 1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. 2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." 3 Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. 4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. 5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. 6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, 7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. 8 Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.

Renungan

            Hari ini Gereja Katolik merayakan pesta  Santo Yohanes Rasul. Berdasarkan bacaan Injil hari ini ditemukan informasi identitas terkait Yohanes rasul itu. Ia adalah murid lain disamping Petrus yang ditemui Maria Magdalena saat ke kubur dan melihat bahwa batu telah diambil dari kubur Yesus. Ia murid  lain yang dikasihi Yesus.

            Begitu rinci murid yang lain itu menggambarkan Petrus, dirinya dan suasana kubur Yesus. Berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama.  Tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus. Sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus, juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah,  sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu. Ia melihatnya dan percaya.

Pada zamannya, tidak semua orang yang melihat peristiwa Yesus percaya kepada-Nya. Maka Yohanes menawarkan pilihan eksistensial. Ia melihat semuanya itu dan percaya.

Pengalaman eksistensialnya bersama Yesus itulah yang Yohanes tuliskan dalam surat pertamanya, "Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna."

            Pengalaman iman Yohanes Rasul itu mestinya menjadi pengalaman dasariah, eksistensial kristianitas.  Siapapun yang mengikuti Yesus semestinya tidak dapat tidak mengatakan "Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu... Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami...". Peristiwa Yesus tidak lagi didasarkan pada informasi "katanya",  melainkan dilandaskan pada pengalaman "nyata", relasi personal, eksistensial dan  aktual.

            Pengalaman manunggalnya dengan Allah dalam Yesus, mendasari pilihan eksistensial Yohanes. Yohanes melihat dan percaya. Begitukah pengalaman kristianitas kita?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline