Bacaan Kamis 25 November 2021
Luk 21:20 "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. 21 Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, 22 sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. 23 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, 24 dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu."
25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. 27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."
Renungan
Pada bulan Mei 1998, ada pendampingan rohani untuk siswa kelas 9 SMP menghadapi ujian akhir nasional. Rencana pendampingan mulai Rabu sore hingga Kamis siang. Sehari semalam. Namun pendampingan hari Kamis-nya dihentikan sebelum waktunya. Siswa dipulangkan. Presiden Soeharto dilengserkan.
Kerusuhan Mei 1998 menorehkan peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia. Kerusuhan yang dipicu oleh tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta Barat ditembak aparat. Kerusuhan berbentuk penjarahan toko, pembakaran toko dan kendaraan, aparat tembaki penjarah, pemerkosaan terhadap etnis Tionghoa, ribuan tewas dan belasan orang hilang (Kompas.com) .
Ironis. Di hari tepat perayaan kenaikan Yesus ke sorga, Presiden Soeharto, sang penguasa tunggal puluhan tahun diturunkan. Tragis.
Bacaan Injil hari ini menarasikan runtuhnya Yerusalem. Kemegahan dan keindahan Yerusalem roboh, rusak, hancur, jatuh merosot ke bawah musnah punah. Kerusuhan meruntuhkan Yerusalem. Masa pembalasan di mana akan genap semua yang tertulis. Orang-orang yang berada di Yudea melarikan diri ke pegunungan, yang berada di dalam kota mengungsi, yang berada di pedusunan tidak masuk lagi ke dalam kota.
Kerusuhan yang mencelakakan ibu-ibu yang sedang hamil atau menyusui bayi. Kesesakan yang dahsyat menimpa atas seluruh negeri. Banyak orang akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan tersebar ke segala bangsa. Yerusalem, kota suci akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa kafir yang tidak mengenal Allah.
Keruntuhan Yerusalem, simbolik rapuhnya bangun fisik keagamaan, kesalehan ritual tanpa kesalehan sosial. Intimitas relasi dengan Allah adalah fundasi bangunan relasional dengan sesama dan alam semesta. Dasar spiritual yang tak mudah goyah oleh keadaan yang senantiasa berubah-ubah. Tanpa fundasi kuat, orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa langit dan bumi ini. Takut manakala ada tanda-tanda pada matahari, bulan dan bintang-bintang, kuasa-kuasa langit goncang. Di bumi bangsa-bangsa pada takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
Keruntuhan non fisik lebih meluluh-lantakkan dan mengerikan. Keruntuhan nilai-nilai rohani spiritual, cinta kasih dan solidaritas sosial memerosotkan kebersamaan, kemuliaan martabat dan keluhuran hidup manusia. Mereka yang bertahan pada nilai-nilai spiritual di tengah gempuran arus-arus besar materialisme, hedonisme, konsumerisme, seksualisme, atheism praktis budaya kematian zaman ini, akan mengalami penyelenggaraan-Nya.