Bacaan Senin 15 November 2021
Luk 18:35 Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. 36 Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: "Apa itu?" 37 Kata orang kepadanya: "Yesus orang Nazaret lewat." 38 Lalu ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" 39 Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" 40 Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: 41 "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!" 42 Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" 43 Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.
Renungan
Siapa bersungguh-sungguh akan sukses, berhasil. Mendapatkan yang dicitakannya. Awal tahun 70-an saya tinggal di asrama. Aneka sarana disediakan. Salah satunya gitar. Sejak kecil bermimpi dapat main gitar. Kesempatan kini ada. Maka tiap jam bebas, pagi, siang, sore dan malam selalu pegang gitar. Bersanding teman yang pintar main gitar.
Minta diajar. Pertama kali memetik gitar, ujung jari-jari perih sakit. Yang terdengar hanya suara "krek,krek,krek" tiada laras. Meski demikian terus, terus dan terus melakukannya. Empat bulan kemudian barulah berhasil. "Awal dari Cinta!", lagu Panbers tahun 70-an, adalah lagu pertama. Main gitar sambil menyanyikannya. Wauw luar biasa bahagianya.
Bacaan Injil hari ini menarasikan kesungguhan orang buta yang datang kepada Yesus meski mendapat hambatan. Di dekat Yerikho adalah seorang buta. Sudah tidak melihat, miskin pula.
Tidak punya apa-apa, tak punya siapa-siapa. Duduk di pinggir jalan mengemis, meminta-minta mencari nafkah memenuhi kebutuhan hidupnya. Meski buta mata, masih lumayan tidak tuli telinganya. Saat mendengar suara ribut gaduh, si buta bertanya, "Apa itu?" Ia jadi tahu Yesus dari Nazaret sedang lewat
Kesungguhan untuk dapat lepas bebas dari kebutaan membuatnya berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Namun seruan si buta ini segera ditenggelamkan oleh suara mereka, yang berjalan mengiringi-Nya. Bahkan mereka menegor si buta supaya diam. Si buta semakin bersungguh ketika dibungkam. Semakin keraslah seruannya: "Yesus Anak Daud, kasihanilah aku!"
Perilaku si buta miskin itu mirip perilaku janda miskin yang tidak jemu-jemu datang meminta bantuan hakim yang lalim seperti dinarasikan pada awal perikope Lukas 18. Si janda miskin akhirnya ditolong si hakim lalim yang tak mau disusahkan dan direpotkan itu. Si buta melakukan yang serupa. Ia tidak kecewa, kendor, surut mundur saat mengalami teguran hardikan dari mereka yang berjalan mengiring-Nya. Bahkan dengan lantang makin keras si buta menyerukan permohonannya. "Yesus Anak Daud, kasihanilah aku". Kesungguhannya membawa hasil.
Yesus menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Mereka yang menghambatnya kini harus menuntun si buta kepada-Nya. Mereka yang dekat dengan Allah mesti menuntun siapapun yang berseru kepada Allah, bukan menghalang-halanginya. Yang melihat jangan jadi penghambat mereka yang tidak melihat.
Selanjtnya kepada si buta, Yesus bertanya "Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat kepadamu?" Yesus mau mengetahui kebutuhan dari sumber pertama, si buta. Jawabnya: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!"