Lihat ke Halaman Asli

Akankah Bersikap Main-main Mempertaruhkan Keselamatan?

Diperbarui: 2 November 2021   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan Selasa 2  November 2021

Yoh 6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. 38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. 39 Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. 40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."

Renungan

Sewaktu masih bocah, setiap tahun sekali ada tradisi nyadran. Tradisi ini dilakukan pada bulan Ruwah. Terdapat serangkaian kegiatan berkaitan  dengan ruwahan. Seperti "reresik" bersih-bersih makam, membakar dupa kemenyan, "nyekar"  mendoakan para leluhur, selamatan dan kenduri. Bahkan di desa saya, Juwiring Delanggu Klaten, bertempat tinggal keluarga besar dalang kondang Ki Anom Suroto, saat nyadran pasti ada pagelaran wayang kulit semalam suntuk di makam.

Sebagai bocah saat nyadran, hampir tiap hari pergi ke makam. Untuk melihat ahli waris yang silih berganti datang dari berbagai tempat menengok makam leluhur, mengirim doa untuk mereka. 

Utamanya saat  tahun 60-an, mereka yang nyekar pasti membakar dupa kemenyan. Oncor , obor dari batang bambu yang diisi minyak tanah, sehabis mereka gunakan untuk membakar dupa kemenyan, biasanya pada ditinggalkan. Nah sebagai bocah senang sekali mengambil dan membawa pulang oncor ini. Sisa minyak tanah bisa diambil dan digunakan untuk mengisi lampu "teplok", "senthir" dan  "ting". Jenis lampu tempo doeloe, saat listrik belum dikenal, listrik belum membunuh bulan.  

Gereja Katolik juga memiliki tradisi nyadran, mendoakan arwah para leluhur.  Setiap tanggal 2 November, secara khusus Gereja mengenangkan arwah orang beriman. Secara bersama, Gereja sedunia mendoakan para leluhur orang beriman yang telah meninggal dunia. Bacaan Injil hari ini dapat dijadikan permenungan tentang pilihan eksistensial yang harus diambil sebelum tiba saat-Nya.

Adalah keyakinan kristiani, bahwa siapapun hanya dapat menjadi Kristen karena telah dipilih oleh Yesus. Paulus menyebutnya dengan istilah "ditangkap" oleh Kristus. Oleh karya Roh Kudus mereka yang dipilih Kristus, menanggapi panggilan Allah untuk menjadi kristiani.

Memang awal mula kekristenan seseorang dapat lewat orang tua yang membabtiskannya sejak bayi. Atau lewat teman, pacar, tetangga, tempat kerja institusi kristiani. Atau lewat dunia medsos yang memuat konten kristiani. 

Namun yang hakiki, menjadi kristiani adalah karya Roh Ilahi. Jika Roh Kudus telah berkarya, menjamah dan menyentuh hati seseorang, dia tidak dapat lagi lepas dari kuasa-Nya. Roh Kudus akan mengubah hidup seseorang dengan seluruh paradigmanya menjadi baru, berbeda dengan sebelum mengenal-Nya. Roh Kudus memampukannya memanggil Allah "Abba" atau Bapa. Roh Kudus memampukannya mengaku dan menyembah Yesus itu Tuhan Penyelamat.  

Bagaimana gambaran "nasib" orang-orang kristiani?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline