Lihat ke Halaman Asli

Akulah Jalan Kebenaran dan Hidup!

Diperbarui: 30 April 2021   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bacaan, Jumat 30  April  21 Rumab Bapa (Yoh 14 :1-6)

Yoh 14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. 2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. 3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. 4 Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." 5 Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" 6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Renungan

            Cucu saya pelihara satu ikan predator. Tiap hari ada beberapa ikan kecil yang dimasukkan ke dalam akuarium. Tak ada lima detik, habis disikat. Kejadian di akuarium cucu ini menggambarkan hukum alami kehidupan, seleksi alam. Dalam perjuangan hidup, siapa kuat menang dan bertahan hidup. Si kecil, lemah, sakit, kalah, lenyap dan punah. Semangat predator dapat menyelinap, merasuki, menguatkan naluri alami manusia untuk tetap eksis, kuasa  dan bertahan.  Dampaknya kehidupan manusia tak lagi berwajah manusiawi. Cenderung ikuti nalari alaminya jadikan manusia bertabiat hewani, ganas, brutal, liar, sadis, bengis, kejam, predator bagi liyan. Manusia menjadi serigala bagi sesamanya. Homo homini lopus.

Suasana batin homo homini lopus  dapat digunakan untuk memahami teks  Injil hari ini. Yesus berhadapan dengan bangsanya, di mana para pemuka agama mengambil sikap dasar berseberangan dengan-Nya. Mahkamah Agama, Imam Besar, ahli-ahli Taurat, tua-tua Yahudi setiap saat menjerat-Nya. Dimata bangsanya, mereka yang bukan bangsa Yahudi adalah kafir, bukan sesamanya, harus dihindari dan najis.  Yesus maju tak gentar, mewartakan Bapa, yang Dia kenal dan alami sebagai Allah yang benar. Pengenalan akan Allah yang benar  melahirkan manusia benar, yang berhidup benar. Hidup yang benar, berperadaban belas kasih sebagai tanda kehadiran Allah Sang Cinta Kasih. Hidup demikian inilah yang Yesus perjuangkan. Resiko pilihan-Nya ini dapat membawa-Nya ke pengadilan agama. Dakwaan menghujat Allah, menyamakan diri dengan Allah, penistaan agama dengan vonis hukuman mati setiap saat mengintai-Nya.

Kepada para murid-Nya, dengan terus terang Yesus tunjukkan konsekuensi pilihan-Nya. Suatu saat Ia akan pergi dan "meninggalkan" murid-murid-Nya. Disalibkan pemimpin agama.  Jika pada saatnya semuanya terjadi, Yesus mau mereka tetap bertahan, mengikuti-Nya. "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku."

Yesus menyatakan kematian-Nya menjadi jalan bersatu kembali secara total dengan Bapa, Allah yang benar. Kematian-Nya membuka pintu gerbang surga,hidup kekal bersma Bapa. . "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu" Dengan tetap setia, percaya kepada Yesus, di tengah-tengah  predator anti Kristus, kemuliaan surga akan mereka terima berkat kematian-Nya. Kematian Yesus tidak memutuskan persekutuan mereka dengan-Nya. "Apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada"

. Pada saat Yesus disalibkan sebagian besar mereka akan lari meninggalkan-Nya. Saat dikuburkan, mereka tidak akan melihat  jalan dibalik kuburan-Nya. Pada sangkanya dengan kematian Yesus, selesailah segalanya. Kematian-Nya konyol, memalukan, mengecewakan, jadi batu sandungan, bodoh, gagal total. Yang ada kebuntetan dan kebuntuan.Tak ada jalan. Dalam keadaan demikian, mereka harus tahu jalan kepada Bapa, Allah yang benar Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"

Yesus menjawab Tomas: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."  Yesuslah jalan menuju Bapa, Allah yang benar. "Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." Inilah model jalan Yesus, jalan belaskasih yang diwartakan dan tawarkan kepada siapapun di tengah jalan tol berarus homo homini lopus.

Yesus adalah Kebenaran. Berhadapan dengan Yesus, berati berhadapan dengan Bapa , Allah yang benar dan sekaligus berhadapan diri sendiri dan dunia yang penuh kepalsuan, kebohongan, tipu muslihat, sesat menyesatkan penuh rekayasa ala aksi babi ngeset di Depok Jawa Barat. "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat" .

Yesus adalah Hidup. Dengan kebangkitan-Nya, Yesus mengalahkan kuasa maut. Roh Yesus adalah Roh kehidupan. Spirit-Nya spirit kehidupan. Di luar Yesus,  adalah budaya kematian. Suka melakukan perusakan, penghancuran, penganiayaan, kekerasan, ancaman, teror, dan pembunuhan "Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala." Bagi yang mengenal Bapa, Allah yang benar, mereka yang suka mengkafir-kafirkan dan nyinyir menjahilkan orang, pada hakekatnya kualitaa kejahatannya sama dengan kejahatan pembunuhan. Yesus tawarkan budaya alternatif,  budaya kehidupan  di tengah gencarnya tebaran dan taburan benih-benih   budaya kematian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline