Bacaan , Senin 8 Maret 2021 Yesus ditolak di Nazaret (Luk 4:24-30)
Luk 4: 24 Yesus datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat. Kata-Nya : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. 25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar:
Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. 27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. 29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. 30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Renungan
Presiden Joko Widodo menyebut, setidaknya ada 74 profesor dan ratusan orang Indonesia bekerja di berbagai perusahaan teknologi di AS.
Belum termasuk yang bekerja di Jepang, Korea dan Jerman. Arcandra Tahar, salah seorang yang ditarik ke Indonesia, diminta menjadi Menteri ESDM dalam reshuffle kabinet jilid II akhir Juli 2016. Presiden menilai, belum sepenuhnya ada penghargaan terhadap orang Indonesia yang berprestasi.
Bukankah pak Jokowi sendiri mengalami? Pemerintah luar negeri banyak yang menghargai. Misalnya Pusat Studi Islam Strategis Kerjaan Yordania merilis 500 tokoh Muslim berpengaruh di dunia untuk edisi 2021 mendatang.
Dalam daftar itu, di urutan 50 besar, Presiden Joko Widodo berada dalam peringkat 12, naik satu peringkat dari 13 pada 2020. Sementara sebagian anak bangsa meremehkan bahkan mem-"babtis" beliau dengan sebutan plonga-plongo! Sebutan yang bagi orang Jawa begitu merendahkan, menyakitkan hati
Bacaan Injil hari ini mengisahkan hal yang serupa. Di berbagai tempat di Galilea tersiarlah kabar tentang Yesus. Ia mengajar di rumah-rumah ibadat. Semua orang memuji Dia. Saat mudik ke kampung Nazaret , tempat Ia dibesarkan yang terjadi justru sebaliknya.