Simak program-program maha asiknya "Perekonomian Juara" atau Peju. Serta menanggapi persoalan semrawutnya masalah pendidikan maka diluncurkan "Kurikulum Pendidikan Tingkat Lanjut" atau Kulumpentil. Ada juga soal Subsidi "Tagihan Warnet Bagi Umum" diringkas menjadi Prostatbau.
Sedangkan untuk menekan prevalensi kasus kekerasan seksual yang marak terjadi. Pasangan calon Nurhadi - Aldo akan meluncurkan Kotak "Materialisasi Pengatur Bantuan Ilusi" di titik - titik strategis disingkat Masturbasi.
Nyeleneh (aneh) ungkapan saya ketika mendengar kata Dildo. Bagi-bagi suka nonton drama Jepang atau bokep bila dildo sejenis alat bantu seks yang sering digunakan untuk adegan akrobatik di adegan bokep tersebut. Astaghfirullah penulis tidak sering liat kok.
Sontak negeri netizen ini heboh tersentak kaget. Pasangan fenomenal Nurhadi-Aldo atau Dildo familiar dan digandrungi para netizen. Saking kaget dan tersentak Anak Gunung Krakatau sampai kaget atas kemunculannya hehehe.
Tak menebar sensasi dan kontroversi. Tindakan mereka tanpa basa-basi. Celotehan ngawur namun berisi. Bicara apa adanya tetangga apa yang terjadi tanpa pasang janji-janji. Coblos Nurhadi-Aldo (Dildo). Capres-cawapres fiktif yang maha asik dengan segala firman-nya.
Siapa sih mereka ini?
Nurhadi berprofesi sebagai tukang pijat di Golantepus, Mejobo, Kabupaten Kudus. Kata-kata quote-nya yang cerdas meskipun berbau mesum bikin orang ketawa sampai nangis, heran, biasa-biasa saja, atau bahkan mungkin ada yang pengen lempar sendal ke mukanya yang ngeselin.
Postingan yang beredar di akun resmi Facebook nya dipenuhi quote nyleneh lain yang sangat susah dicerna logika, termasuk berbagai foto dirinya yang sangat absurd. "Pelitikus Petutak Petutuk koyo Gawuk " motto politiknya katanya
Aldo Suparman atau Aldo sebagai Calon Wakil Presiden Republik Indonesia. Aldo Suparman dikenal karena selalu memberikan nasihat di berbagai postingan shitposting anak muda dengan tulisan alaynya yang khas. Mempunyai anak bernama Aldi dan cucu bernama Farhan.
Suasana politik kini lebih receh dari kehadiran mereka. Guyonan mereka renyah tapi syarat makna. Jauh dari kesan sara dan kekerasan. Tidak ada cibiran dan jatuh menjatuhkan. Analisianya tak kalah dengan tokoh intelektual. Menghadirkan kegelian dan angin sejuk ditengah gonjang-ganjingnya suhu politik.
"Sayangnya bukanya membangun, memperluas, atau memperpanjang jalan umum. Pemerintah justru membuat jalan tol, padahal jalan tol bukan lah fasilitas umum, jalan tol adalah fasilitas yg dimiliki individu/kelompok "privat property" dan hanya yg mampumembayar yg boleh lewat," kutipan dari akun Facebook resmi dari Dildo.