Penulis masih akan cerita sekitar daerah lampu merah karena banyak kenangan yang masih melekat, rasanya baru terjadi kemarin dulu padahal sudah terjadi belasan tahun yang lalu dan ternyata masih sama dengan kondisinya sekarang ini.Ada suatu hal yang menarik diantara pertunjukan life show baik yang di London, Amsterdam maupun Brussel yaitu nama pemain lelakinya selalu mengaku bernama Kill Roy setelah dia muter-muter dipanggung pakai jaket kulit yang sedikit kedodoran menutupi pantatnya, namun dia akan bikin kejutan ke penonton dengan tiba-tiba membuka bagian depan jaketnya huah ha ha ha dengan kedua tangannya yang disimpan dikedua saku jaketnya terlihatlah burung perkutut peliharaan dia dengan jelasnya, biasanya diiringi pekikan kecil kaget para penonton putri, selanjutnya pertunjukan dimulailah.
Kadang-kadang kalau lagi banyak penonton turis berarti si pemain harus manggung beberapa kali, pernah terjadi semua penonton sudah siap mengelilingi panggung yang bulat, sang pemain dengan pasangannya pun siap in action, namun tiba-tiba terdengar bunyi gelas jatuh kelantai yang bergemerincing dengan kerasnya mungkin si penonton saking groginya menjatuhkan gelas berisi minuman yang dipegangnya, dan semua penonton tiba2 tertawa lepas melihat burung perkutut si pemain laki langsung menciut, akhirnya pertunjukan ditunda cukup lama menunggu si burung perkutut siap manggung kembali weleh weleh.
Ada pula kejadian lucu seorang teman kami sebut saja mas Kurus, badanya tinggi kurus kumis tebal, rambut sedikit keriting mengkilat, namun diantara kami libido mas Kurus ini mungkin paling spaning disertai "kekurang daya tahanan mengendalikan nafsunya nya", suatu saat kami berlima bagaikan ngarak pengantin sunat, menemani mas Kurus yang mau perang tanding ke Rogier (daerah lampu merah di Brussel) dan bagaikan yang sedang kebelet kencing segera masuklah mas Kurus ini, tiba-tiba berapa lama hanya beberapa menit kok dia sudah keluar.
Kami semua segera merubung menghujani pertanyaan kenapa, ada apa, bagaimana rasanya, dll?
Mas Kurus: Wah sial saya gak boleh pegang ini, gak boleh pegang itu, begitu masuk langsung suruh bayar, habis itu dia langsung bugil, dan sayapun segera dicopoti baju, dan dia langsung memakaikan sarung karet katanya ini persyaratannya, dan sambil memasangkan sarung dia dengan dengan profesionalnya meremas-remas semangat banget kayaknya, la otomotis kan jadi crut crut crut gak ketahanan lagi.
Kami semua: Lalu bagaimana?
Mas Kurus: Ya terus dia nantang, saya kan perlu waktu, terus udahan saya disuruh keluar, katanya giliran yang lain mau masuk, sialan, awas lain kali gue tahu caranya, ancam mas Kurus. (bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H