Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Opini : Membangun TRUE FOLLOWER , bukan Sekedar Follower

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media Online sudah tidak bisa dipungkiri lagi,sekarang bukan lagi media alternatif untuk masalah Branding dan Sales. Banyak orang berlomba-lomba memasarkan apapun melalui media online. Penulis sengaja membuat garis tebal di kalimat “memasarkan apapun melalui media online”, kenapa ? karena media online penyebaran informasinya tidak terbatas (borderless), kerena tidak terbatas maka diasumsikan ini adalah pangsa pasar yang tidak terbatas juga.

Berkenaan dengan Perihal diatas, Kali ini penulis ingin memaparkan salah satu microbloging yang tidak asing lagi yaitu TWITTER. Penulis sangat yakin ulasanmengenai twitter sudah banyak dan sangat membantu kita semua, tetapi pada kesempatan ini penulis ingin mengulas atau tepatnya memberikan opini penulis mengenai FOLLOWER.

Meningkatnya pengguna Twitter di Negara kita, menunjukan bahwa twitter adalah salah satu media online yang bisa diandalkan untuk tujuan Online Branding atau Meningkatkan penjualan.Oleh karena itu banyak orang berlomba-lomba dengan berbagai macam cara untuk membangun Sebuah akun twitter agar memiliki follower sebanyak-banyaknya, baik yang cara natural atau berbayar. Dengan memiliki Follower yang besar, bagi sebagian besar pemiliknya (baca : akun twitter) adalah sebuah asset yang mahal harganya dan sebuah pangsa pasar yang potensial.

Untuk Apa memiliki banyak follower ?

Pertanyaan diatas adalah sebuah pertanyaan yang sebenarnya bisa dijawab dengan TEORI PELUANG ( Pelajaran Matematika waktu SMP). Asumsinya semakin banyak Follower maka semakin besar spreading informasi (baca promosi ) yang bisa kita sampaikan, maka kemungkinannya semakin besar promosi tersebut bisa dikonvesi menjadi Sales. Penulis sepakat tidak ada yang akan membantah dengan Asumsi diatas.

Sekarang Penulis teruskan pertanyaan selanjutnya: Adakah kerugian jika kita memiliki follower yang sangat banyak?. Penulis sudah melakukan banyak penelusuran literature online dan sampai saat ini belum ada (baca: belum menemukan) satu ulasan atau bahasan tetang kerugian jika kita memiliki follower sangat banyak. Jadi Diasumsikan memiliki follower sangat banyak tidak ada kerugiannya. Sepakat ?

Baiklah tadi kita bahas mengenai kerugian, sekarang kita bahas mengenai RESIKO. Apa resikonya jika kita memiliki Follower yg sangat banyak ?. Menurut penulis resiko terbesar adalah jika sang follower mudah melakukan Unfollowing dan berbalik arah menjadi problemer follower ( susah amat istilahnya ya..), sederhananya tadinya pengikut sekarang jadi musuh deh… ( gitu aja kok repot ..istilah Gusdur nih ). Nah.. apakah pemilik akun sudah memperhitungkan resiko ini ? Sebuah BRAND akan sangat senang dan bangga jika Follower diakun twitter sangat banyak, tetapi apakah mereka juga memperhitungkan resikonya juga ?

Definisi Followeryang disederhanakan

Definisi Follower secara sederhana (baca: arti secara tetxtual) bisa diartikan Pengikut. Ada juga yang mengartikan “ Follower is a person who accepts the leadership of another atau “someone who travels behind or pursues another” ( bule banget deh..). Menurut penulis PENGIKUT adalah orang yang mengikuti dengan sepenuh hati dan tetap loyal kepada yang diikutinya ( maaf agak ribet ya..). Jadi adalah sebuah asset yang sebenarnya jika Follower itu adalah Follower yang benar-benar menjadi follower, penulis menyebutnya TRUE FOLLOWER.

Penulis buat simulasi sederhana ya….

Brand A memiliki follower yaitu 25.000 follower dan setiap follower memiliki follower juga masing-masing 500 follower. Bisa di Asumsikan Brand A bisa memiliki potensi pasar (branding & Sales) yaitu 25.000follower x 500 follower = 12.500.000 follower. Jika asumsinya 1% produk bisa terjual maka potensinya adalah Brand A akan bisa menjual 1250 buah. Suatu ketika ada informasi yang buruk mengenai Brand A, maka POTENSI tersebarnya informasi buruk tersebut adalah 12.500.000 follower.

Brand B memiliki follower yaitu 25.000 follower, diasumsikan 10.000 true follower dan 15.000 followerdan masing-masing memiliki500 follower. Bisa di Asumsikan Brand B bisa memiliki potensi pasar (branding & Sales) yaitu 25.000follower x 500 follower = 12.500.000 follower. Jika asumsinya 1% produk bisa terjual maka potensinya adalah Brand B akan bisa menjual 1.250 buah. Suatu ketika ada informasi yang buruk mengenai Brand B, maka POTENSI tersebarnya informasi buruk tersebut diasumsikan adalah 7.500.000 follower, sisanya informasi buruk itu akan dibantah.

Dari simulasi sederhana diatas kita bisa lihatPOTENSINYA ,keduanya sama-sama memiliki resiko, tetapi mana yang lebih beresiko, Brand A atau Brand B ?

Bagaimana membangun TRUE FOLLOWER ?

Menurut penulis membangun sebuah Akun Twitter yang benar2x memiliki TRUE FOLLOWER bukan perkara gampang, selain kita harus memiliki kopentensi yang mumpuni dalam bidang minat kita, juga diharuskan untuk konsisten dan selalu update akan informasi yang berkenaan dengan bidang minat kita. Menurut Pendapat Penulis Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membangun sebuah Akun TRUE FOLLOWER, yaitu :

1.Buat Sebuah Nama akun yang menarik.

Nama akun yang unik dan menarik memiliki daya tari tersendiri, tetapi tetap memberikan sinyal kuat dengan bidang minat kita.

2.Following yang sesuai dengan minat Anda.

Melakukan Following kepada akun-akun yang memang sesuai dengan minat, tetapi bukan berarti tidak diperboleh mem-Follow yang beda dengan minat kita. Sebagai gambaran 80% sesuai bidang Minat dan 20 %bukan bidang minat kita.

3.Lakukan Tweet yang berisi informasi update.

Alasan seseorang menjadi follower adalah sangat berharap informasi yang ada akan membantu mereka atau berguna buat mereka. Jadi ke update –an informasi adalah salah satu unsur terbentuknya TRUE FOLLOWER.

4.Bahasa yang Sesuai Situasi.

Dalam Tweet kita harus gunakan bahasa yang sesuai dengan informasi yang akan disampaikan

5.Respon cepat

Penulis membiasakan diri selalu secepat mungkin merespon tweet dari follower.

6.Jangan memaksakan untuk memaksakan promosi.

Penulis sedapat mungkin melakukan promosi yang soft promotion dan tidak memaksakan untuk selalu berpromosi ketika sedang berinterkasi di Akun.

Dari pemaparan diatas yang ingin penulis sampaikan adalah sebuah kehormatan jika kita memiliki TRUE FOLLOWER yang selain bisa menjadi pasar potensial untuk Sales dan Branding yang LEBIH terukur juga bisa menjadi Brand Ambassador buat produk kita. Tetapi yang harus kita garis bawahi, membangun TRUE FOLLOWER bukan perkara gampang karena butuh konsistensi, kesabaran dan menguras energy yang cukup banyak . Pemaparan diatas adalah sebuah opini penulis yang akan digunaka oleh penulis sendiri, penulis hanya memaparkan tulisan ini dengan harapan bisa bermanfaat . Terima kasih




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline