Lihat ke Halaman Asli

Edannn "Sing Bejo Sing Eling lan Waspodo "

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

siapa yang akan dapat menjamin akan beruntung dari pertarungan ditengah zaman yang sudah di cap sebagai zaman edan ini, zaman yang sudah penuh dengan keterbolak-balikan nilai, zaman yang sudah benar- benar kata jaya baya “ketika jaran doyan sambel (jaran makan sambel) ketika wong wadon nganggo klambi wong lanang “(perempuan memakai pakaian laki laki ,yang mana pakaian laki laki itu??? celanakah ?,kaos kah? ,atau celana ukuran tiga perempat kah? ) pakaian yang harusnya di pakaiakan di tubuh dan jasad ,bahkan jiwa laki laki itu kini perlahan lahan di lucuti oleh perempuan2, seakan akan makhluk yang sudah diqodratkan, dan ditaqdirkan sebagai makhluk paling halus di dunia ini kini ikut2an iri, yang terpaksa harus merebut baju kelelakian kaum adam berupa kesetaraan gender, feminisme dan macam2 namanya ,……………………..

zamane wis edan, lek ra edan ra keduman (kita sudah memasuki zaman yang penuh carut marut dan keedanan ,kegilaaan ,dan kalau kita tetap pada ketidak edanan, maka kita tidak akan kebagian ,karena dunia sudah dipenuhi oleh debu2 keedanan ,maka untuk mencapai apa yang kau sebut sebagai pemenuhan untuk hidup mu ,bahkan engkau harus ikut edan biar keduman (biar kebagian )dan biar mendapat jatah ,dari bagi-bagi dan bancakan (pesta melahap makanan )ditengah suasana keedanan zaman ,apakah tidak bisa kita akan kebagian untuk tidak memilih amenjadi edan? ,apakah tidak mampu kita sebagai manusia untuk tidak ikut2an edan bahkan gila dan kegandrungan ?,terhadap gemerlap dan silaunya cahaya yang ada di permukaan bumi ini ,dan “hanya wong sing eling lan waspodo wong kang bejo” (dan hanya orang orang yang ingat akan tuhanya, ingat akan kodrat dan dirinya ,ingat akan siapa dirinya, kalau dia hamba, kalau kamu, kita , adalah hamba, maka kita ingat dan bukan sekedar ingat, tapi menjalankan proses penghambaan kita, proses sesembahan dan penyembahan kita ,kepada siapa ya yang jelas kepada DIA kita sembah ,bukan malah kita menuhan kan latta yang berupa harta, dan uzza yang berupa wanita bahkan tahta ,kita berada kembali pada zaman perputaran ,kita kembali kepada fase kebodohan dan kejahiliyahan, dimana banyak abu jahal2 yang muncul memakai dasi dan topi, banyak abu2 jahal yang muncul memakai pakaian birokrasi ,karena yang dimonopoli bukan hanya air zamzam di tengah padang arabia disana ,namun yang akan di eksploitasi bahkan air zam2 yang ada di setiap jengkal tanah anak2 negeri yang di sediakan oelhNYA untuk penghuninya ,maka abu jahal2 itu muncul dengan nama kapitalisme, muncul dengan nama modal asing ,praktek money laundrey (pencucian harta ) bahkan penjajahan mereka namakan sebagai memerangi ketidak adilan, dan terorisme ,yang akhirnya mengahalangi nur cahaya muhammad yang mulia itu untuk muncul di negeri potongan sorga yang bernama Indonesia,,,, bahkan bukan hanya di negeri sorgawi ini saja, karena hal ini sudah menjadi wabah dan penyakit yang bersekala dunia ,,,,,,,,………………………………………………
………….

jika islam datang dengan konsep rahmatan lil alaamin (kasih sayang untuk alam semesta )maka kapitalisme datang dengan konsep” laba lil alaamin untuk mu saja” ,konsep perputaran kesejahteraan yang hanya menggendutkan bagian kecil dari penduduk dunia, bahkan hanya untuk beberapa ras saja yang akhirnya menciptakan jurang pemisah yang tak pernah ketahuan dasarnya, dalaaam hingga kita tak tahu sampai dimana dasarnya, kita sedang berada pada zaman bertaburan keedanan dan kegilaan-kegilaan ,yang memaksa kita untuk menjadi edan, memakasa kita untuk menjadi gila dan menggilai ,mengejar baju-baju dan asesoris2 yang bergelantungan berada di pasar swalayan,memburu segala pernak pernik yang ada di jantung2 kota yang kita sendiri menyebutnya pusat peradaban, ,bukankah sistem dan konsep yang perlahan-lahan kita bangun ini yang kita sebut sebagai peradaban abad modern, merupakan sistem dan konsep yang sama sama sekali tidak bahkan jauh dari kata2 beradab,yang membiarkan sesama kita tidur beralaskan kardus dan dedaunan ,sedangkan kita tidur dan tinggal di istana yang di bangun diatas derita mereka ,siapa lagi mereka kalau bukan saudara kita ,karena hewan pun tidak akan pernah mau dan tega untuk makan sendirian dan berburu sendirian ,bahkan tinggal sendirian ,mereka membutuhkan kekuatan kelompok dan kerja ,saling mendukung bahkan melindungi satu dengan yang lainya ,sampai sampai mereka tidak rela jika diantara saudaranya disakiti oleh yang bukan jenisnya ,lalu apa kita??? yang selalu berkoar koar bahwa kita manusia sempurna, makhluk yang mempunyai tingkat peradaban yang super tinggi dan super morality ini ,toh kenyataanya sistem yang kita buat adalah sistem yang menciptakan zaman dan kondisi ini menjadi edan dan gila jauh dari kata2 rahmatan lilalamin ,bahkan tak layak untuk dikatakan peradaban karena memang tidak mencerminkan tatanan kehidupan yang beradab ,maka jika kita tetap mengikuti kegilaan kegilaan dan keedanan keedanan yang ada,guna dan hanya untuk memenuhi lambung dan isi perut kita, yang ada kita akan menjadi manusia yang edan dan gila sebenarnya ,dan beruntunglah orang yang yang isih eling lan waspodo (orang yang masih ingat seperti diatas tadi , masih ingat kepada tuhanya tentunya ,ditengah zaman yang edan dan gila ini dan masih tetap waspada untuk tetap menjaga substansi dirinya yang berupa ciptaan yang mulia dari yang MAHA MULIA )




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline