Lihat ke Halaman Asli

Bazal Id

Mahasiswa

Pemanfaatan Limbah Jagung Menjadi Tas: Inovasi Mahasiswa KKN R17 UNTAG Surabaya dan Dampaknya pada Masyarakat

Diperbarui: 19 Juli 2024   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

PEMANFAATAN LIMBAH JAGUNG MENJADI TAS: INOVASI MAHASISWA KKN R17 UNTAG SURABAYA DAN DAMPAKNYA PADA MASYARAKAT

Program Tas Kejart yang dilakukan oleh mahasiswa KKN R17 UNTAG Surabaya di Desa Bakalan adalah sebuah inovasi yang luar biasa. Mengubah limbah kulit jagung menjadi tas bernilai ekonomi tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat. Program ini merupakan contoh nyata bagaimana pemikiran kreatif dapat menghasilkan solusi yang berdampak positif secara holistik. 

Pertama-tama, saya sangat mengapresiasi inisiatif ini karena mampu mengatasi dua masalah sekaligus: masalah limbah dan peningkatan ekonomi. Desa Bakalan yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani jagung sering menghadapi masalah limbah kulit jagung yang mengotori lingkungan. Dengan adanya program Tas Kejart, masalah ini diatasi dengan cara yang kreatif dan produktif. Limbah yang sebelumnya tidak bernilai kini berubah menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi. Ini merupakan langkah yang sangat tepat dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Selain itu, program ini memberikan pelatihan keterampilan baru bagi ibu-ibu PKK di desa tersebut. Pelatihan ini tidak hanya bermanfaat untuk jangka pendek, tetapi juga memberikan keterampilan yang dapat terus digunakan di masa mendatang. Dengan kemampuan membuat tas dari kulit jagung, para ibu-ibu PKK memiliki peluang untuk mandiri secara ekonomi. Mereka tidak lagi bergantung sepenuhnya pada hasil pertanian, tetapi memiliki sumber pendapatan tambahan yang dapat meningkatkan taraf hidup keluarga mereka. Inilah yang saya anggap sebagai salah satu aspek paling berharga dari program ini. 

Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan keberlanjutan program ini. Pertama, perlu adanya strategi pemasaran yang efektif agar produk tas dari kulit jagung ini dapat dikenal luas dan diminati oleh pasar. Tanpa pemasaran yang baik, produk ini mungkin tidak akan mencapai potensi maksimalnya. Selain itu, perlu juga adanya dukungan berkelanjutan dari pemerintah lokal dan institusi terkait untuk memastikan bahwa program ini dapat terus berjalan dan berkembang. 

Respon positif dari masyarakat Desa Bakalan menunjukkan bahwa mereka sangat antusias dengan program ini. Kehadiran lebih dari 20 anggota PKK dalam pelatihan adalah bukti nyata bahwa masyarakat siap untuk berubah dan menerima inovasi yang ditawarkan. Ini adalah modal sosial yang sangat penting untuk kesuksesan program. Dukungan dari otoritas lokal juga menjadi faktor kunci yang membuat program ini dapat berjalan dengan lancar.

Secara keseluruhan, saya percaya bahwa program Tas Kejart adalah langkah yang tepat dalam mengatasi masalah lingkungan dan ekonomi di Desa Bakalan. Inisiatif ini tidak hanya memberikan solusi jangka pendek tetapi juga membuka peluang untuk pembangunan berkelanjutan. Dengan dukungan yang tepat, program ini memiliki potensi untuk direplikasi di desa-desa lain yang menghadapi masalah serupa. Ini adalah contoh nyata bagaimana pemikiran kreatif dan kolaborasi dapat membawa perubahan positif yang signifikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline